PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) atau Alfamart membukukan kenaikan pendapatan 18,1% pada kuartal pertama 2023 senilai Rp 26 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan emiten distributor eceran produk konsumen tersebut Rp 22 triliun.
Melansir laporan keuangan AMRT, pada tiga bulan pertama 2023, pendapatan AMRT disokong oleh penjualan makanan sebesar Rp 18,7 triliun dan penjualan bukan makanan Rp 7,4 triliun.
“Pendapatan neto dari pewaralaba masing-masing sebesar Rp5.3 triliun dan Rp4.7 triliun atau 20,48% dan 20,80% dari pendapatan neto untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2023 dan 2022,” tulis manajemen Alfamart, dalam laporan keuangannya, Kamis (4/5).
Berdasarkan segmen operasional, penjualan dari Jabodetabek berkontribusi sebesar Rp 7,72 triliun. Sementara penjualan AMRT di Pulau Jawa selain Jabodetabek menyumbang sebanyak Rp 10,5 triliun.
Seiring dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga naik 14,6% pada kuartal pertama 2023 yakni Rp 20,4 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, AMRT memiliki beban Rp 17,8 triliun.
Perusahaan tercatat mengantongi laba bersih senilai Rp 775,83 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini atau meningkat sebesar 14,80% dari tahun sebelumnya Rp 675,80 miliar. Sedangkan, nilai laba per sahamnya juga naik menjadi Rp 18,68 dari periode sama tahun lalu Rp 16,27.
Dari sisi aset, per Maret 2023 dibukukan Rp 36 triliun sedangkan pada periode per Desember 2022 Rp 30 triliun atau terjadi peningkatan 20%.
Melihat pergerakan saham AMRT hingga akhir perdagangan hari ini, Kamis (4/5), saham berakhir dalam zona hijau dengan kenaikan 0,67% atau 20 poin ke level Rp 3.020 per saham.
Volume perdagangan mencapai 17,06 juta dengan nilai transaksi Rp 51,2 miliar dan frekuensi 4.957 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar Rp 125,4 triliun. Secara year-to-date saham AMRT sudah meningkat 13,9%.