Tiga Panduan Bisnis Bumi Resources di Tahun 2023

http://bumiresources.com/
Tambang batu bara milik BUMI Resources
Penulis: Lona Olavia
11/5/2023, 14.50 WIB

PT Bumi Resources Tbk optimistis kinerja perseroan di tahun ini akan membaik. Perseroan pun menargetkan bisa memproduksi batu bara sebanyak 75-80 metrik ton (MT). Jumlah tersebut berasal dari PT Kaltim Prima Coal atau KPC sebanyak 52-55 MT. Sisanya 23-25 MT dari PT Arutmin Indonesia.

KPC dan Arutmin merupakan dua anak usaha Bumi Resources, emiten yang dimiliki oleh grup Salim dan Bakrie.

Panduan kedua yakni harga batu bara diprediksi akan ada di rentang US$ 95-105 per ton. Di mana, harga batu bara yang berasal dari KPC di US$ 100-110 per ton. Sedangkan Arutmin lebih rendah di US$ 85-95 per ton.

Selanjutnya untuk biaya ada di kisaran US$ 60-62 per ton. KPC biayanya lebih tinggi di US$ 65-67 per ton dan Arutmin hanya US$ 50-52 per ton.

Adapun tiga panduan tersebut tidak termasuk royalti dan komisi.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, tahun ini menghadirkan berbagai tantangan yang cukup unik. Hal itu seperti dampak dari hujan lebat yang terus menerus sejak akhir 2021, krisis energi dunia yang diperburuk oleh perkembangan geopolitik global, dan kekhawatiran akan resesi di negara-negara maju.

Serta ketidakstabilan keuangan yang terjadi baru-baru ini dan berpotensi menyebabkan gangguan ekonomi lebih lanjut. 

“Aturan baru pemerintah tentang royalti juga berdampak pada perolehan laba yang tinggi bagi perusahaan batu bara yang diberikan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) baru, US$ 609 juta versus US$ 196 juta year on year yang dibayarkan oleh Kaltim Prima Coal dan Arutmin,” ujarnya dalam keterangan resmi baru-baru ini.

 

Emiten batu bara dengan kode saham BUMI ini akan menganggarkan belanja modal US$ 80-90 juta pada 2023. Dileep mengatakan, BUMI memperkirakan belanja modal yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 ton batu bara adalah sebesar US$ 1.

"Belanja modal untuk produksi batu bara dan juga untuk pemeliharaan, dan sebagian untuk pengeluaran untuk peralatan," ucapnya.

Terkait kinerja keuangan, perseroan mencatat pendapatan US$ 454,9 juta pada kuartal pertama 2023 atau naik 30% dari kuartal pertama 2022 US$ 349,9 juta. Jumlah tersebut belum termasuk KPC.

Dileep mengatakan, BUMI tidak dapat mengkonsolidasikan KPC dan hanya dapat dijadikan equity accounted untuk 51% yang dimiliki perseroan di dalamnya.

“Untuk kepentingan investor dan perbandingan apple to apple dengan pemain sektor lainnya, kami juga melaporkan angka konsolidasi kuartal pertama 2023 termasuk KPC versus PSAK 66, tidak termasuk KPC yang merupakan akun ekuitas,” kata Dileep.

Sementara itu, apabila termasuk konsolidasi dengan KPC, maka pendapatan BUMI sebesar US$ 1,6 miliar selisih sekitar 2.622% dari pendapatan teraudit di periode sama. Di mana laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 60,2 juta. Adapun beban pokok pendapatan pada kuartal pertama 2023 tercatat sebesar US$ 370,7 juta, naik dari US$ 294,3 juta pada tiga bulan pertama tahun lalu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi beban pokok pendapatannya adalah tingkat royalti yang naik. Pada kuartal pertama 2022, royalti tambang sebesar 13,5% dari pendapatan. Sedangkan di kuartal pertama 2023, royalti naik menjadi 14% di dalam negeri dan hingga 28% untuk ekspor. BUMI juga mendapat penalti untuk penjualan di bawah tingkat yang ditentukan yang meningkat lebih dari US$ 400 juta, dibanding tahun lalu. Harga bahan bakar juga naik secara signifikan.