Citibank Indonesia menargetkan proses akuisisi bisnis konsumer atau consumer banking oleh PT Bank UOB Indonesia akan rampung pada semester dua 2023
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan bahwa saat proses akuisisi selesai, semua produk dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah nantinya akan tetap sama.
"Nantinya kegiatan operasional kami termasuk seluruh kantor cabang, call center dan karyawan tetap berjalan normal,” katanya dalam paparan publik kinerja kuartal satu, Senin (15/5).
Dia mengatakan, transaksi penjualan meliputi bisnis retail banking serta kartu kredit. Namun tidak termasuk transaksi bisnis institutional banking.
Adapun integrasi bisnis consumer banking yang dimaksud berupa jual beli aset dan liabilitas pada 2023. Akuisisi yang dilakukan UOB Group juga dilakukan di tiga negara lainnya.
"Sekarang progress sedang berjalan untuk integrasi ini, dari segi sistem, dari segi nasabah dan juga dari produk-produk yang kami luncurkan. Memang sedang dalam persiapan," kata Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia Maya Rizano.
Maya mengatakan, aksi korporasi ini merupakan akuisisi ritel terutama kartu kredit yang akan membuat pasar UOB Grup dapat berekspansi lebih besar. Apalagi, akuisisi tersebut juga dilakukan kepada Citibank di beberapa negara di kawasan Asia Tenggara.
"Yang kita akuisisi itu kan dari beberapa Citibank, tidak hanya di Indonesia tapi Malaysia, Thailand dan juga Vietnam," katanya.
Terkait akuisisi tersebut, UOB Group menggelontorkan dana dengan total 4,9 miliar dolar Singapura atau setara Rp 52 triliun.
Dia mengatakan, akan mengumukan lebih detail terkait dengan aksi akuisisi tersebut pada semester dua tahun ini. Namun sebagai informasi, Maya mengungkapkan Bank UOB di Malaysia dan Thailand sudah melaksanakan akuisisi pada 1 November 2022.
Maya mengatakan ke depannya akan ada penyelarasan antar dua bank ini walaupun produknya nanti berbeda, namun secara visi dan misi akan sama. "Secara visi misi tentu sama yaitu membangun platform perbankan di ASEAN," katanya.