Tumbangnya Sillicon Valey Bank atau SVB telah memberi dampak yang besar terhadap strategi portofolio investasi SoftBank Group Corp. Hal sama juga terjadi di perusahaan afiliasi Softbank, SVT GT Subco yang kembalil mengurangi kepemilikan sahamnya di emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 17 Mei 2023, SVT GT Subco kembali menjual 200 juta sahamnya GOTO. Akibat dari penjualan saham tersebut, kepemilikan Softbank di saham GOTO terdilusi menjadi 92,02 miliar atau 7,7% dari total jumlah saham dari sebelumnya sebanyak 92,2 miliar saham atau 7,79%.
Aksi jual saham yang dilakukan SoftBank pada saham GOTO sebelumnya juga dilakukan pada 30 Maret 2023 sebanyak 132,89 juta saham. Sementara, pada 31 Maret 2023 saham yang dilepas yaitu 117,08 juta saham. Penjualan saham ini dilakukan SoftBank untuk merealisasikan keuntungan atas investasi mereka.
Melansir Bloomberg, runtuhnya Silicon Valley Bank meningkatkan pengawasan terhadap investasi milik SoftBank Group Corp. Kegagalan pemberi pinjaman teknologi Amerika Serikat itu, telah memicu kekhawatiran investor atas perusahaan startup di SoftBank Vision Funds.
Pada 15 Maret, Bloomberg mencatat saham SoftBank anjlok 13% dalam empat sesi menjadi di bawah ¥ 5.000 dan mendekati level yang dilihat beberapa orang sebagai ambang batas. Krisis SVB telah menyoroti investasi teknologi swasta. Di lain sisi, SoftBank mengatakan hampir tidak ada dampak dari keruntuhan pemberi pinjaman AS.
Masalah yang menimpa perusahaan membuat SoftBank harus menurunkan nilai perusahaan swasta yang telah diinvestasikannya. Bahkan, Alibaba Group Holding Ltd, yang sahamnya turun 30% dari level tertinggi Januari di tengah aksi jual di saham Cina.
Tak hanya penurunan nilai saham, perusahaan telah membukukan kerugian bersih kumulatif sekitar US$ 22 miliar selama empat kuartal terakhir. Hal ini terjadi di tengah penurunan kepemilikan portofolio termasuk WeWork Inc.
Raksasa investasi Jepang ini sebelumnya mencatatkan kerugian SoftBank Vicion Fund ¥ 4,3 triliun atau sekitar Rp 471 triliun selama Januari – Maret atau kuartal I 2023.
Secara keseluruhan, "SoftBank merugi ¥ 970,14 miliar atau turun dibandingkan kuartal I 2022 ¥ 1,7 triliun," demikian dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (19/5).
Tekanan paling besar didapat dari kerugian SoftBank Vision Fund. Selama setahun terakhir, SoftBank telah keluar dari beberapa investasi di portofolio tertinggi untuk mengumpulkan uang tunai. Hal ini mempersempit kerugiannya secara keseluruhan melalui penjualan saham di T-Mobile dan Alibaba.