Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggabungkan perusahaan BUMN-BUMN karya di bawah holding Danareksa. Merger ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penyehatan BUMN Karya.
"Nanti merger BUMN Karya yang ada di bawah Danareksa itu perusahaan yang kecil-kecil," kata Erick di Kementerian BUMN, dikutip Jumat (25/5). Sementara, perusahaan BUMN Karya yang bukan di bawah Danareksa, tidak akan digabung melainkan disinergikan.
Saat ini, Danareksa menjadi perusahaan holding BUMN dari berbagai sektor mulai dari jasa konstruksi, jasa keuangan, kawasan industri hingga sektor media dan teknologi. Besar kemungkinan, BUMN karya skala kecil ini nantinya akan masuk klaster konstruksi bergabung dengan PT Nindya Karya yang saat ini sahamnya 99,99% dimiliki Danareksa.
Erick menyebut, cara ini dapat memperkuat arus kas perusahaan BUMN. Apalagi di tahun ini Erick menargetkan perusahaan negara tidak membukukan kerugian.
Saat ini, Erick telah kerja sama dengan biro konsultansi manajemen asal Amerika, Boston Consulting Group. Tujuannya untuk menyusun peta jalan pengembangan perusahaan BUMN Karya. Peta jalan yang dibuat agar BUMN Karya dapat fokus dengan proyek-proyek sesuai dengan perencanaan dan tidak saling rebutan proyek.
"Jadi jangan palugada. Jangan rebutan proyek lalu saling membanting harga, padahal cashflow-nya tidak ketemu," katanya.
Sebelumnya, Erick Thohir terus menggalakkan program ‘bersih-bersih’ di lingkup BUMN demi mendorong seluruh perusahaan pelat merah yang lebih transparan dan tidak mewariskan masalah.
“Membersihkan BUMN bukan tugas yang mudah. Ancaman dan cibiran datang silih berganti. Tapi ini harus jalan terus. BUMN harus sehat agar bisa memberikan banyak manfaat untuk masyarakat dan negara,” tutur Erick dalam laman Instagram pribadinya.