Ekspor Perdana Nikel Sulfat Dimulai, NCKL Bidik 240.000 Ton per Tahun

Katadata/Lona Olavia
Hasil produksi nikel sulfat (NiSO4) dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL) bagian dari Harita Nickel
Penulis: Lona Olavia
16/6/2023, 13.57 WIB

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melalui entitas asosiasinya, PT Halmahera Persada Lygend (HPL) resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat pada Jumat (16/6) ini. Sebanyak 5.584 ton nikel sulfat yang dikemas dalam 290 kontainer dikapalkan ke salah satu mitra bisnis yang berada di Cina.

Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk Roy A Arfandy menargetkan, total pengiriman produk nikel sulfat mencapai 240.000 ton dalam setahun. Jumlah itu sesuai dengan kapasitas produksi pabrik. Perusahaan juga sedang dalam tahap uji coba produksi kobal sulfat.

“Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” kata Roy dalam keterangan resmi, Jumat (16/6).

Nikel sulfat hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ini akan digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel yang tinggi. Di masa mendatang, penggunaan baterai litium jenis ini akan terus meningkat, terutama dalam industri kendaraan listrik.

Sebagai informasi, PT HPL baru saja meresmikan operasional pabrik nikel sulfat yang pertama di Indonesia, sekaligus menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksinya pada 31 Mei lalu.

Saat ini NCKL terus berupaya meningkatkan rantai industri sumber daya nikel, dengan memproduksi kobalt sulfat. Bersama dengan nikel sulfat, konsentrat ini merupakan dua elemen penting pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik.

“Menjadi perusahaan manufaktur bahan energi baru yang mengedepankan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, serta berkontribusi pada pengembangan industri adalah target jangka menengah kami,” kata Roy.