PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) atau Vektor tengah membangun pabrik untuk produksi kendaraan bermotor berbasis listrik atau electric vehicle (EV). Khususnya dalam sektor kendaraan komersial dengan produk utama bus dan truk listrik.
Pabrik ini diharapkan rampung Oktober 2023. Dana pembangunan pabrik berasal dari hasil pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) saham.
Komisaris Utama VKTR Anindya N. Bakrie menjelaskan, pabrik yang akan dibangun di Magelang, Jawa Tengah tersebut ditargetkan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 30% pada akhir tahun.
Sebagai informasi, saat ini VKTR masih mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Perseroan telah menyediakan 30 unit bus merk BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta dan dalam waktu dekat akan menambah 22 unit bus lagi dengan merek yang sama.
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan, fasilitas perakitan kendaraan bermotor berbasis listrik baterai untuk bus memiliki rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun.
“Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan ini, kami berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujar Gilarsi dalam pencatatan perdana saham VKTR di Gedung BEI, Jakarta, Senin (19/6).
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak dalam bidang kendaraan listrik ini akan digunakan sebanyak 40,29% akan dialokasikan untuk belanja modal atau capital expanditure (capex) yang akan mendukung pengembangan produk dan fasilitas produksi.
Sekitar 11,69% akan diberikan kepada perusahaan anak VKTR, yaitu PT Bakrie Autoparts dalam bentuk penyertaan modal guna meningkatkan daya saing di sektor komponen kendaraan listrik.
Selain itu, sekitar 2,51% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri dan 1,40% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana. Sisanya sebesar 44,11%, akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhan operasional VKTR.
“Kami berharap dengan suksesnya IPO ini, VKTR dapat menjalankan rencana bisnis dengan optimal sesuai jadwal yang telah ditetapkan, didukung oleh dana yang diperoleh dari IPO,” ujar Gilarsi.
Hingga sesi pertama perdagangan hari ini, VKTR berada dalam zona hijau dengan kenaikan 19% atau 19 poin menjadi Rp 119 per saham. Volume perdagangan mencapai 2,43 miliar, dengan nilai transaksi Rp 295,1 miliar dan frekuensi 82.219 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 5,21 triliun