Emiten pembiayaan yang menjadi salah satu portofolio saham Lo Kheng Hong, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 398,4 miliar atau Rp 100 per saham. Jumlah ini tak tanggung-tanggung bahkan setara 128% dari laba bersih.
Jumlah dividen ini merupakan yang terbesar yang pernah diberikan perusahaan ke para pemegang saham. Padahal tahun lalu perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2021. Sebelumnya, pembagian dividen tercatat sudah tiga kali selama 10 tahun terakhir.
Demikian diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Kamis (22/6).
Keputusan ini lantas membuat harga saham CFIN yang tadinya bertahan di zona merah tiba-tiba naik kencang dimulai pada pukul 14.45. Bahkan kenaikannya terus berlanjut hingga sempat menyentuh kenaikan tertinggi 15,3% atau 75 poin ke Rp 565 per saham pada pukul 15.27. Adapun RUPS CFIN dimulai pada pukul 14.00 WIB.
Mengacu harga saham CFIN per 15:35 WIB pada hari Kamis (22/6) di Rp 545 per saham, maka indikasi dividend yield adalah 18,34%.
Tahun lalu Clipan Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 310,7 miliar atau melonjak 573% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 46,3 miliar. Hasil itu mendongkrak laba per saham ke level Rp 77,9 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp 11,6.
Padahal, pendapatan hanya tumbuh 2,4% menjadi Rp 1,5 triliun, Rinciannya, pendapatan pembiayaan konsumen tercatat sebesar Rp 1 triliun atau terkerek 1,4% dibanding tahun 2021 yang tercatat Rp 1 triliun. Senada pendapatan lainnya meningkat 21,5% menjadi Rp 1,5 triliun. Menariknya, beban bunga dan beban pembiayaan turun 47,3% menjadi Rp 166,2 miliar.
Sementara itu Clipan Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 21,53% pada tahun 2023. Diikuti dengan kualitas aset produktif melalui rasio kredit bermasalah yang diproyeksikan di bawah 1%. Pertumbuhan laba bersih dipatok tumbuh sebesar 19,15% menjadi sebesar Rp 339 miliar di akhir tahun 2023.
Adapun pada kuartal I 2023, laba perusahaan meroket hingga 6.508% secara tahunan menjadi Rp 105,1 miliar. Periode sama tahun lalu, laba perusahaan hanya tercatat Rp 1,6 miliar. Kinerja positif ini ditopang oleh pendapatan CFIN yang mengalami kenaikan hingga 18,43% menjadi Rp 426,8 miliar.
Sebelumnya investor kawakan Lo Kheng Hong mulai merealisasikan aksi ambil untung atau profit taking atas saham CFIN. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 16 Juni 2023, kepemilikan Lo Kheng Hong tinggal 203,37 juta saham atau setara 5,1%. Jumlah itu berkurang sebanyak 573.000 saham dari hari sebelumnya. Di mana per 15 Juni, Lo Kheng Hong masih memiliki 203,94 juta saham atau 5,12%.