Emiten pembiayaan milik Grup Panin yang menjadi salah satu portofolio saham Lo Kheng Hong PT Clipan Finance Indonesia Tbk akan membagikan dividen tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 398,4 miliar atau Rp 100 per saham.
Jumlah ini tak tanggung-tanggung bahkan setara 128% dari laba bersih. Adapun tahun lalu emiten dengan kode saham CFIN itu membukukan laba bersih sebesar Rp 310,7 miliar atau melonjak 573% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 46,3 miliar.
Hal tersebut sebagaimana keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan pada Kamis (22/6).
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, ada beberapa pertimbangan perseroan dalam memutuskan jumlah pembagian dividen tahun buku 2022.
Yakni posisi laba ditahan perseroan Rp 3,7 triliun, juga harapannya rasio return on equity (RoE) akan jauh membaik. Lalu kinerja keuangan perseroan di tahun 2022.
Tahun lalu Clipan Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 310,7 miliar atau melonjak 573% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 46,3 miliar. Hasil itu mendongkrak laba per saham ke level Rp 77,9 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp 11,6.
Padahal pendapatan hanya tumbuh 2,4% menjadi Rp 1,5 triliun. Rinciannya pendapatan pembiayaan konsumen tercatat sebesar Rp 1 triliun atau terkerek 1,4% dibanding tahun 2021 Rp 1 triliun. Senada pendapatan lainnya meningkat 21,5% menjadi Rp 1,5 triliun. Menariknya beban bunga dan beban pembiayaan turun 47,3% menjadi Rp 166,2 miliar.
Selain itu pertimbangan lainnya yakni proyeksi pertumbuhan bisnis CFIN yang optimis di mana pertumbuhan pembiayaan CFIN hingga Mei 2023 naik 30% dibandingkan Mei 2022. Pertumbuhan 30% tersebut di atas rata-rata industri pembiayaan.
Mengacu laporan keuangan tahunan 2022, Clipan Finance menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 21,53% pada tahun 2023. Diikuti dengan kualitas aset produktif melalui rasio kredit bermasalah yang diproyeksikan di bawah 1%. Pertumbuhan laba bersih dipatok tumbuh sebesar 19,15% menjadi sebesar Rp 339 miliar di akhir tahun 2023.
“Pembagian dividen saat ini mengisyaratkan bahwa saham CFIN likuid atau menarik untuk menjadi pilihan investasi. Di mana setelah 10 tahun tidak ada pembagian dividen,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (23/6).
Di sisi lain, pada 13 Juni 2023 perseroan tercatat telah menerima pembayaran piutang sebesar Rp 557,6 miliar. Piutang itu dibayarkan oleh PT Indoland Bali Propertindo dari pinjamannya pada 12 Desember 2011.
“Bahwa berdasarkan kesepakatan bersama, Indoland telah melakukan pelunasan atas pokok utang sebesar Rp 375 miliar beserta bunga Rp 182,6 miliar kepada perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.
Sebagai informasi, jumlah dividen ini merupakan yang terbesar yang pernah diberikan perusahaan ke para pemegang saham. Padahal tahun lalu perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2021.