Penggabungan usaha atau merger antara PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) diharapkan bisa segera terlaksana. Di mana jika merger tersebut terjadi menurut Lo Kheng Hong saham BMTR yang akan diuntungkan.
“Ini berandai-andai, kalau BMTR merger dengan MNC siapa yang diuntungkan?. Tentu saja BMTR yang diuntungkan karena nanti MNC akan hilang,” katanya di acara talk show exclusive: "Warren Buffet Wisdom by Lo Kheng Hong” dalam kanal YouTube Intiland Development dikutip Jumat (30/6).
Investor kawakan tersebut menambahkan, MNC saat ini kinerja keuangannya termasuk sehat, apalagi semua laba dari TV itu larinya ke MNC. Selain itu MNC hutangnya hampir tidak ada. Apalagi pada kuartal I 2023, laba emiten media tersebut sudah mencapai Rp 607,24 miliar.
“Kalau kita lihat MNC di kuartal I sudah untung Rp 600 miliaran kalau dikali empat Rp 2,4 triliun kira-kira setahun. Andaikata merger makanya yang diuntungkan BMTR. Laba TV itu bisa dipakai untuk melunasi hutang BMTR,” kata ia.
Sebagai informasi Lo Kheng Hong tercatat merupakan salah satu pemegang saham terbesar dari BMTR. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia per 27 April 2023, investor kawakan tersebut memiliki 1,06 miliar saham BMTR alias setara 6,44%.
Jika merger dua perusahaan yang sama-sama dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo terjadi, menurut Lo Kheng Hong hal itu bisa meningkatkan harga saham dari emiten hasil merger tersebut.
“Semoga jadi. Itu pun juga yang saya nantikan,” katanya dalam Investalk KSPM FEB UI 2023 “Navigating Your Future Wealth: Essential Roadmap for Young Investor” dikutip Selasa (16/5).
Lo Kheng Hong yang sering dijuluki Warren Buffet asal Indonesia menyebutkan harga saham BMTR saat ini berada di kisaran Rp 290, sedangkan nilai buku per saham disebut di atas Rp 900 per lembarnya. Ia pun berharap harga sahamnya bisa sesuai dengan harga buku per sahamnya.
“Kalau bisa menilai di harga nilai buku per sahamnya tentu tinggi sekali ya dibandingkan dengan harga sekarang. Tentu saja kalau seperti yang kita harapkan itu terjadi, ya bisa naik harga sahamnya. Semoga terjadi,” ujar ia.
Sebagai informasi isu merger perusahaan dengan MNCN muncul dari RUPS BMTR pada 28 Juli 2022 lalu. Di mana pada sesi tanya jawab terkait upaya meningkatkan harga saham BMTR, salah satunya melalui pemotongan chain listing atau pencatatan berantai dengan melakukan merger antara BMTR dan MNCN.
Sementara itu bos Grup MNC Hary Tanoesoedibjo menyebut bahwa kondisi saham BMTR yang selalu sideways menjadi salah satu alasan utama dibalik rencana merger tersebut.
Ia mengisyaratkan bahwa hierarki harga saham Grup MNC di bidang media tidak sesuai harapan. Adapun perusahaan yang bertahan pasca merger adalah BMTR dan nanti akan disebut MNC Media.