Pertamina Geothermal Raup Laba Rp 1,39 Triliun di Semester I, Naik 30%

Pertamina Geothermal Energy
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk membukukan laba Rp 1,9 triliun hingga semester pertama 2023.
Penulis: Syahrizal Sidik
26/7/2023, 07.23 WIB

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan laba bersih senilai US$ 92,7 juta atau sekitar Rp 1,39 triliun dengan rata-rata kurs Rp 15.000 per US$ sampai dengan semester pertama 2023.

Raihan laba bersih tersebut naik 30,1% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya US$ 71,3 juta atau setara Rp 1,06 triliun.

Hingga Juni 2023, perseroan juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 11,9% menjadi US$ 206,7 juta dari tahun sebelumnya sebesar USD 184,7 juta.

Rinciannya, perolehan pendapatan dikontribusi dari penjualan hasil operasi sendiri US$ 195,56 juta, naik dari tahun lalu US$ 177,26 juta dan pendapatan usaha dari pihak berelasi US$ 34,24 juta, meningkat dari tahun sebelumnya US$ 29,75 juta.

Selain itu, EBITDA PGE juga naik sebesar 13,3% secara tahunan menjadi US$ 175,5 juta hingga periode yang berakhir Juni 2023. 

“Pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan seiring dengan penguatan operasional dan program efisiensi yang dijalankan,” tutur Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah, dalam keterangan resminya, Rabu (26/7).

PGE juga mencatatkan pertumbuhan dari sisi produksi dengan kenaikan 7,7% yaitu 2.397,2 GWh. Sementara itu, total utang perseroan berkurang dari US$ 935 juta menjadi US$ 731 juta dengan utang bersih yang tersisa kini US$ 66,95 juta.

Dengan begitu, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) PGE juga berkurang menjadi 39% dari akhir tahun 2022 sebesar 75%. 

PGE, kata Nelwin, akan terus memperkuat posisinya di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) khususnya geothermal serta memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan energi hijau dan masyarakat Indonesia.

Perusahaan menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang yang dikelola perusahaan menjadi 1 Gigawatt (GW) dari yang saat ini sekitar 672 Megawatt (MW).

Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, mengatakan perseroan saat ini dalam pipeline terdapat potensi peningkatan kapasitas terpasang sebesar 710 MW. Namun, perseroan sudah mengidentifikasi adanya potensi penambahan kapasitas sebesar 340 MW untuk mencapai target 1 GW. 

"Kami menargetkan dapat mencapai 1 Gigawatt dalam dua tahun ke depan. Distribusi proyek ada di Jawa dan Sumatera untuk mendukung dekarbonisasi," ujar Julfi kepada wartawan di Kawasan ICE BSD, Tangerang Selatan, Kamis (13/7).