Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Kaya Tbk (WSKT) membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan Rp 2,07 triliun pada paruh pertama 2023. Kerugian ini membengkak 776,25% dari periode yang sama tahun sebelum Rp 236,51 miliar.
Menelisik laporan keuangan Waskita Karya, perusahaan tercatat membukukan pendapatan senilai Rp 5,27 triliun. Perolehan pendapatan tersebut turun 13,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,09 triliun.
Pendapatan usaha dikontribusi dari raihan jasa konstruksi yang mencapai Rp 4,34 triliun. Lalu perusahaan juga mendapat perolehan dari segmen jalan tol hingga Rp 548,37 miliar. Sementara dari segmen penjualan precast Rp 194,41 miliar.
Selanjutnya dari segmen penjualan infrastruktur lainnya, perusahaan mendapat Rp 28,75 miliar, sementara dari pendapatan hotel Rp 41,04 miliar. Lalu perolehan bunga dari jasa konstruksi, perusahaan memperoleh Rp 23,85 miliar.
Walaupun pendapatan perusahaan tercatat Rp 5,27 triliun, beban pokoknya menyentuh Rp 4,81 triliun. Beban pokok pendapatan turun 11,48% pada paruh tahun ini dibandingkan sebelumnya Rp 5,43 miliar.
Beban pokok pendapatan terbanyak berasal dari jasa konstruksi yang mencapai Rp 4,28 triliun. Rinciannya, beban dari bahan baku mencapai Rp 1,63 triliun, lalu dari subkontraktor Rp 1,35 triliun, beban dari upah Rp 374,61 miliar dan beban tidak langsung Rp 924,83 miliar.
Selanjutnya, Waskita Karya mencatatkan aset hingga enam bulan pertama 2023 Rp 96,32 triliun. Aset perusahaan pelat merah ini turun 1,94% dari sebelumnya Rp 9,82 triliun.
Adapun liabilitas Waskita Karya mencapai Rp 84,31 triliun hingga kuartal kedua 2023. Liabilitas perusahaan naik 0,38% dibandingkan dengan Desember 2022 yaitu Rp 83,98 triliun. Sementara ekuitas perseroan mencapai Rp 12 triliun, turun 15,68% dari Desember 2022 yaitu Rp 14,24 triliun.
Hingga saat ini, saham perusahaan masih disuspensi oleh otoritas bursa lantaran belum menyelesaikan kewajiban terkait pembayaran bunga obligasi ke-15 obligasi berkelanjutan III Waskita Karya Tahap IV Tahun 2019 Seri B.
SVP Corporate Secretary Waskita Ermy Puspa Yunita mengatakan, perusahaan sedang berada dalam masa sanggah atau standstill lantaran tengah melakukan restrukturisasi yang tertuang dalam Master Restructuring Agreement (MRA) sebagai salah satu strategi dalam melakukan penyehatan keuangan. Imbasnya, Waskita melakukan penundanaan pembayaran bunga obligasi.