Laba Harita Nickel Turun 14,6% Meski Raup Pendapatan Rp 10,2 Triliun

Dokumentasi perseroan
Harita Nickel
Penulis: Zahwa Madjid
2/8/2023, 17.56 WIB

Emiten pertambangan nikel Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) mencatatkan laba bersih senilai Rp 2,74 triliun pada semester pertama 2023.

Laba bersih tersebut turun 14,65% dari Rp 3,21 triliun pada periode yang sama 2022. Sehingga, laba per saham dasar perseroan turun menjadi Rp 46,84 dari Rp 58,38 di tahun sebelumnya.

Melansir laporan keuangan, perusahaan membukukan kenaikan laba usaha Rp 3,07 triliun naik 13,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,70 triliun.

Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan pada semester pertama 2023 naik 88,74% menjadi Rp 10,24 triliun dari Rp 5,42 triliun pada semester pertama 2022. 

Kenaikan penjualan yang signifikan tersebut merupakan hasil dari ekspansi peningkatan kapasitas produksi NCKL baik dari lini produksi High Pressure Acid Leach atau HPAL serta lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang merupakan metode pemurnian bijih nikel menggunakan tungku putar dan tungku listrik menjadi nikel pig iron (NPI).

Sementara, beban pokok penjualan pada periode yang sama juga naik 177,41% menjadi Rp 6,74 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 2,43 triliun.

Dari sisi aset, perseroan sampai dengan Juni 2023 naik menjadi Rp 42,32 triliun dari Rp 34,60 triliun pada Desember 2022.  Liabilitas turun menjadi Rp 17,73 triliun pada kuartal enam bulan pertama 2023 dari tahun sebelumnya Rp 20,37 triliun. 

Sedangkan, ekuitas hingga Juni 2023 naik menjadi Rp 24,58 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 14,22 triliun.

Trimegah Bangun Persada di tahun ini menargetkan produksi sebesar 50 ribu – 52 ribu ton kandungan nikel untuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan 90 ribu ton kandungan nikel untuk produk feronikel. 

“Perseroan juga mempunyai rencana untuk mengkonversi sebagian produk MHP menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat di tahun 2023,” dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (2/8).

Perseroan JUGA membangun fasilitas smelter HPAL kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki tiga jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun MHP dan diharapkan akan mulai beroperasi di semester pertama 2024.

Pada perdagangan Rabu ini, terpantau harga saham NCKL bergerak naik 2,78% ke posisi Rp 925 setiap saham. Perusahaan melantai di bursa pada 12 April 2023 dengan meraih dana IPO senilai Rp 10 triliun dengan melepas 8 miliar saham ke publik atau setara 12,68%. Sedangkan, PT Harita Jayaraya bertindak sebagai pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 86,45%.

Reporter: Zahwa Madjid