Omzet Blue Bird Naik 35% Jadi Rp 2 T Semester I 2023, Ini Alasannya

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Pengemudi melakukan pengisian daya mobil taksi listrik Bluebird (e-Taxi) di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (26/6/2023).
2/8/2023, 20.13 WIB

PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatatkan pendapatan Rp 2,09 triliun pada semester pertama 2023, atau melonjak 35,13% dibanding raihan omzet periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,54 triliun.

Menelisik laporan keuangan, pendapatan Blue Bird dikontribusi dari kendaraan taksi Rp 1,58 triliun pada paruh pertama tahun ini, atau naik 30,52% dibanding capaian pada semester pertama 2022, yaitu Rp 1,21 triliun.

Blue Bird membukukan beban langsung mencapai Rp 1,42 triliun atau meningkat 28,96% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 1,107 triliun. Rinciannya, beban langsung terbanyak berasal dari gaji, tunjangan dan beban pengemudi Rp 584,02 miliar. Selanjutnya, beban dari bahan bakar minyak Rp 431,31 miliar, dan beban dari penyusutan hingga Rp 249,04 miliar.

Adapun, beban usaha Blue Bird tercatat nai 28,47% dari Rp 286,4 miliar menjadi Rp 367,95 miliar.

Alhasil, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga melesat 77,48% menjadi Rp 259,45 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 146,18 miliar.

"Torehan kinerja positif menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan Blue Bird dalam menjaga konsistensi layanan yang terus diimbangi dengan inovasi yang mendukung relevansi dengan kebutuhan mobilitas masyarakat," kata Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono dalam keterangan resminya, Rabu (2/8). 

Dari pos neraca, liabilitas Blue Bird tercatat Rp 1,9 triliun pada semester pertama 2023, atau naik 23,82% dari Desember 2022 yang sebesar Rp 1,54 triliun. Di sisi lain, ekuitas perseroan tercatat Rp 5,43 triliun, naik 1,54% dibanding akhir tahun lalu sebelumnya, Rp 5,35 triliun. Sementara itu, aset perusahaan meningkat 6,53% menjadi Rp 7,34 triliun pada enam bulan pertama tahun ini, dari posisi Desember 2022 sebesar Rp 6,89 triliun.

Adrianto memastikan belanja modal Blue Bird digunakan secara optimal. Sampai saat ini, perusahaan telah menggunakan sekitar 35% dari total belanja modal, salah satunya untuk peremajaan dan penambahan lebih dari 1.300 armada operasi untuk seluruh layanan.

Belanja modal juga dialokasikan untuk mendukung visi keberlanjutan perusahaan. Ini mencakup pemasangan panel surya dan penambahan armada listrik. Hingga saat ini, Bluebird telah mengoperasikan 191 armada listrik. Menurut Adrianto hal ini  sebagai bagian dari langkah langkah menuju mobilitas yang keberlanjutan.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail