Lima Aksi Merger Terbesar Maskapai Penerbangan, Garuda Akan Menyusul?

ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.
Ilustrasi. Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan maskapai Garuda Indonesia dengan Citilink dan Pelita Air.
Penulis: Syahrizal Sidik
23/8/2023, 15.42 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melontarkan wacana menggabungkan tiga maskapai pelat merah menjadi satu entitas, yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air.

Rencana merger ini mengemuka setelah Erick meninjau perbandingan jumlah pesawat di Indonesia dan Amerika Serikat dengan perhitungan populasi dibanding rata-rata perbandingan pendapatan per kapita.

Dalam perhitungan Erick, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan ketiga maskapai BUMN guna menekan biaya logistik. 

"BUMN terus menekan biaya logistik. Sebelumnya biaya logistik mencapai 23%, sekarang jadi 11%. Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," katanya.

Lantas, sejauh ini bagaimana tren merger dan akuisisi perusahaan maskapai global?

Palgrave Macmillan, dalam publikasi risetnya bertajuk Mergers and Acquisitions in the Airline Industry menjelaskan, merger perusahaan maskapai penerbangan bertujuan untuk menjaga kelangsungan finansial perusahaan dan mengurangi kelebihan kapasitas.

Riset tersebut menjelaskan, industri penerbangan secara historis merupakan industri dengan margin keuntungan rendah sekitar 2 sampai 3% dan sangat sensitif terhadap perekonomian global. Lebih dari 100 maskapai penerbangan telah mengajukan kebangkrutan sejak tahun 1979. 

"Industri penerbangan secara keseluruhan telah mengalami kerugian kumulatif selama 120 tahun keberadaannya," tulis laporan itu, dikutip Rabu (23/8). Untuk itu, aksi korporasi merger dan akuisisi menjadi jalan perusahaan menjaga keberlangsungan bisnisnya.

Berikut lima aksi merger dan akuisisi maskapai global yang terbilang berhasil dan paling signifikan dalam sejarah industri penerbangan dunia yang dihimpun dari situs Simple Flying:

1. British Overseas Airways Corporation dan British European Airways

British Airways lahir setelah penggabungan dua maskapai terbesar Inggris saat itu, BOAC (British Overseas Airways Corporation) dan BEA (British European Airways). 

BOAC adalah maskapai penerbangan milik negara Inggris, dan BEA dioperasikan sebagai divisi Eropa BOAC. Namun, pada tahun 1946, ia berpisah dan menjadi perusahaan terdaftar.

Setelah upaya yang gagal untuk menggabungkan maskapai penerbangan, pemerintah Inggris menunjuk komite Edwards untuk merancang masa depan industri penerbangan negara tersebut. Penggabungan dua maskapai tersebut akhirnya terjadi pada tanggal 31 Maret 1974, yang berujung lahirnya British Airways.

2. Air France dan KLM

Hubungan antara kedua maskapai penerbangan ini dimulai pada tahun 1958, ketika Air France dan KLM secara aktif mendukung pembentukan aliansi Eropa, Air Union, dengan Alitalia dan Lufthansa.

Pada 5 Mei 2004, kedua maskapai bergabung dengan kesepakatan senilai $882 juta yang memastikan kedua maskapai memiliki posisi kompetitif yang lebih kuat melawan Grup Lufthansa dan International Airlines Group (IAG).

3. Delta Airlines dan Northwest

Pada 2008, ekonomi Amerika Serikat terguncang oleh berbagai peristiwa, termasuk serangan teroris 9/11, perang Irak, dan awal dari apa yang akan menjadi krisis keuangan dunia. Delta Airlines dan Northwest, dua maskapai terbesar di Amerika melihat peluang untuk mengatasi kesulitan tersebut dalam merger.

Penggabungan ini menyebabkan lahirnya maskapai penerbangan terbesar di dunia saat itu, menghitung lebih dari 800 pesawat dan mengoperasikan 6.400 penerbangan setiap hari. Nilai gabungan dari kedua operator tersebut setara dengan sekitar $17,7 miliar, dengan pendapatan tahunan sekitar $32 miliar.

4. Continental dan United Airlines

Pada akhir 2000-an, United Airlines menghadapi kesulitan karena pangsa pasar progresif yang hilang dari maskapai berbiaya rendah dan lingkungan ekonomi yang menantang.

Mengikuti contoh Delta Airlines dan Northwest, United mengadakan pembicaraan dengan Continental yang berbasis di Houston, yang juga berusaha mati-matian untuk memulihkan posisi keuangannya.

Penggabungan usaha keduanya kemudian terjadi pada 31 Maret 2010, United memfokuskan kapasitas pada pasar Pantai Barat dan Asia, sedangkan Continental pada Pantai Timur dan Eropa. Kedua maskapai memutuskan maskapai baru akan beroperasi di bawah United Airlines.

5. American Airlines dan US Airways

Menyusul serangkaian merger dengan berbagai maskapai, pada 2013, American Airlines bergabung dengan US Airways, mengalahkan rekor United Airlines sebagai maskapai penerbangan terbesar di dunia.

Pada saat bergabung dengan American Airlines, US Airways mengoperasikan sebanyak 344 armada pesawat dan terbang ke 193 tujuan. Ukuran besar kapal induk ini berasal dari tahun 2005, ketika bergabung dengan America West Airlines, yang telah mengoperasikan 132 armada pesawat.