Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, rencana pembentukan holding panas bumi masuk ke dalam agenda jangka pendek. Bahkan BUMN sedang negosiasi ke pemangku kepentingan soal hal tersebut.
Holding panas bumi yang dicanangkan oleh BUMN yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT PLN Gas dan Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi. Dalam rencananya, PGEO akan menjadi induk holding.
"Kami mencoba untuk realisasikan, tapi ini tergantung Kementerian Keuangan dan PLN," kata Erick kepada wartawan di Gedung DPR, dikutip Jumat (1/9).
Namun Erick mengaku jika BUMN masih mengkaji skema untuk pembentukan holding. Ada beberapa skema yang sedang dikaji, salah satunya skema akusisi aset yang dilakukan PGEO. Dia juga mengatakan ada pendanaan untuk holding, tapi Erick tidak menyebut sumber pendanaannya.
Adapun Kementerian ESDM menyampaikan bahwa rencana konsolidasi holding panas bumi belum mencapai titik temu. Direktur Panas Bumi Harris Yahya mengatakan, tiga perusahaan BUMN itu masih berhitung soal potensi manfaat yang diperoleh usai melakukan konsolidasi.
Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 2002, Geo Dipa telah memiliki memiliki fasilitas produksi setrum panas bumi dari hulu ke hilir. Sementara operasional PGE masih terbatas pada infastuktur hulu dan PLN yang hanya bermain di hilir atau sektor pembangkit listrik.
“Merger itu ada perhitungan masing-masing. Di situ mungkin belum mencapai titik temu, sehingga ini belum berjalan. Geo Dipa juga belum sempat bicara lebih lanjut,” kata Harris saat ditemui di Sekretariat Ikatan Alumni ITB Jakarta Selatan, Rabu (29/3).