Emiten penyalur gas BUMN, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 145,32 juta, setara dengan Rp 2,21 triliun dengan asumsi Rp 15.252 per dolar pada paruh pertama 2023. Laba PGAS tergerus 39,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 238,56 juta.
Menelisik laporan keuangan Perusahaan Gas Negara, pendapatan usahanya yakni US$ 1,78 miliar atau Rp 27,19 triliun. Perolehan pendapatan PGAS naik 2,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelum US$ 1,74 miliar.
Pendapatan PGAS berasal dari pihak berelasi yaitu niaga gas bumi dengan perolehan US$ 423,08 juta dari sebelum US$ 370,62 juta. Lalu transmisi gas US$ 94,85 juta dari perolehan sebelumnya US$ 88,69 juta.
Lalu perusahaan meraih pendapatan pihak ketiga dari niaga gas bumi US$ 816,84 juta dari sebelum US$ 846,66 juta. Selanjutnya penjualan minyak dan gas bumi US$ 167,81 juta dari sebelum US$ 178 juta.
Seiring naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan PGAS juga terkerek 7,27% menjadi US$ 1,41 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,31 miliar.
Beban pokok pendapatan perusahaan diperoleh dari pembelian gas bumi kepada pihak ketiga US$ 698,32 juta, dan pihak berelasi US$ 223,87 juta. Jika diakumulasikan yaitu US$ 922,2 juta.
Lalu beban tercatat dari aktivitas hulu minyak dan gas bumi dengan total US$ 181,53 juta. Ada pula yang berasal dari beban niaga dan infrastruktur dengan total US$ 247,8 juta.
Perusahaan Gas Negara membukukan asetnya yang mengalami penurunan 3,61% menjadi US$ 6,93 miliar, dari Desember 2022 US$ 7,19 miliar.
Total liabilitas pada semester pertama 2023 yaitu US$ 3,57 miliar. Liabilitas perusahaan turun 4,67% dari Desember 2022 yaitu US$ 3,75 miliar. Lalu ekuitas perseroan tercatat US$ 6,93 miliar, dari Desember 2022 yaitu US$ 7,19 miliar.