BFI Finance Bidik Pembiayaan Baru hingga Rp 21 Triliun di 2023

Dokumentasi BFI Finance
Pemegang saham pengendali perusahaan pembiayaan, PT BFI Multifinance Tbk (BFIN), PT Trinugraha Capital & Co, rampung melaksanakan periode penawaran sukarela atau tender offer.
Penulis: Lona Olavia
7/9/2023, 19.19 WIB

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) menargetkan pembiayaan baru mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 21 triliun pada akhir 2023. Adapun pada paruh pertama 2023, pembiayaan baru emiten yang dimiliki oleh Garibaldi Boy Thohir dan Jerry Ng ini sudah mencapai Rp 10,3 triliun atau meningkat 20,8% secara year on year (yoy).

Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk Sudjono mengatakan, pembiayaan pada semester dua 2023 akan ditopang pembiayaan kendaraan roda empat dengan pertumbuhan sebesar 70% hingga 75%. Lalu sekitar 15% untuk pembiayaan kendaraan roda dua, dan sisanya properti termasuk pembiayan syariah.

Ia menyampaikan ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi untuk pembiayaan di semester dua 2023. Seperti agenda Pemilu dan proyeksi dari Bank Indonesia (BI) soal pembiayaan yang lebih melambat.

Selain itu, serangan siber yang terjadi pada Mei 2023 lalu sempat membuat BFI Finance mengerem laju bisnisnya. Dampak dari serangan siber itu memang masih terasa di kuartal tiga 2023.

Alhasil kinerja BFI Finance diproyeksi cenderung melambat atau flat di semester dua 2023. Apalagi pasar diprediksi akan sedikit jenuh karena tahun lalu pertumbuhannya pesat.

"Dengan pertumbuhan yang tinggi biasanya ada sedikit di kapasitas imbalance, sedikit pemburukan aset kualitas, itu biasanya ada penyesuaian dahulu. Mungkin juga antisipasi karena Pemilu sehingga orang sedikit lebih was-was. Akan tetapi secara keseluruhan, industri masih sangat sehat," ujarnya dalam media gathering BFI Finance di Jakarta, Kamis (7/9).

Di sisi lain menyusul serangan siber beberapa waktu lalu, BFI Finance mengalokasikan anggaran sekitar Rp 300 miliar pada tahun ini untuk memperkuat bidang teknologi informasi (IT). Dana tersebut untuk perbaikan infrastruktur, keamanan digital, dan migrasi ke cloud.

Sudjono juga menegaskan perseroan relatif tidak mengalami kendala dari sisi funding untuk mendukung ekspansi pembiayaan. BFI Finance sudah menerbitkan obligasi dan menarik pinjaman sindikasi dari perbankan pada semester satu 2023 lalu dengan nilai total Rp 3 triliun.

Pendanaan itu menurutnya siap menopang ekspansi perseroan hingga akhir 2023, bahkan sampai kuartal satu 2024. Sebab perseroan sudah menyiapkan rencana kerja, namun tiba-tiba ada serangan siber yang menahan laju agresif perseroan.

“Kalau pendanaan sampai akhir tahun ini dan kuartal satu tahun depan aman. Sekarang bahkan kami bilang ke bank maaf uangnya belum terpakai. Itu masalahnya. Jadi kalau yang lain cost of fund-nya naik, BFI masih stabil. Terkendali,” kata Sudjono.

Terkait dengan strategi pembiayaan, ia mengatakan perseroan akan tetap fokus terhadap valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar. BFI juga akan menjaga risiko kredit yang relatif rendah, dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) bersih terjaga di 0,79% selama semester satu 2023.

Lebih lanjut, BFI Finance menyatakan tengah menyiapkan ekosistem untuk memperbesar pembiayaan kendaraan listrik, khususnya motor. Perseroan pada tahap awal sudah bisa memberikan pembiayaan motor listrik, namun masih terbatas pada lima merek motor ini Smoot, Volta, Alva, Selis dan United.

Pembiayaan motor listrik juga masih terbatas dengan jangkauan wilayah Jabodetabek. Sehingga secara target, perseroan kata Sudjono mengaku belum memilikinya.

“Bukan dari segi volume, tapi mau dapat ekosistem dari industri itu sendiri. Bagaimana custom payment, behaviour dan kendaraan itu sendiri bagaimana. Sehingga pada saat terjadi migrasi dari bensin ke elektrik kami sudah siap,” ujarnya. 

Selama semester satu 2023, laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 848,4 miliar dengan total pendapatan senilai Rp 3,2 triliun atau meningkat 30,3% secara yoy.

Saat ini, 48,15% saham BFI Finance dimiliki oleh konsorsium Trinugraha Capital & Co SCA yang antara lain terdiri dari Bravo Capital Holding yang dimiliki oleh Jerry Ng, Northstar Group, Garibaldi Thohir, dan investor pasif lainnya. Sisanya dimiliki oleh pemegang saham institusi lokal dan internasional, serta pemegang saham publik.

Pada perdagangan Kamis (7/9) harga saham BFIN ditutup menguat 0,43% ke level Rp 1.175 per saham. Sementara secara year to date, saham BFIN sudah naik sebanyak 100 poin atau 9,30%.