Perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) melakukan ekspansi ke bisnis pertambangan pasir silika. Baru-baru ini, perusahaan melalui entitas anak, PT Prima Mineral Investindo (PMI) mengakuisisi 85% saham PT Silika Salut Jaya (SSJ).
Transaksi ini dilakukan pada 11 September 2023. SSJ saat ini sedang dalam proses akhir memperoleh persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk penerbitan izin usaha pertambangan (IUP Eksplorasi) pasir silika di Kutai, Kartanegara, Kalimantan Timur dengan wilayah kerja seluas 461,49 Ha.
Direktur Utama dan Sekretaris Perusahaan Petrindo Jaya Kreasi, Michael, mengatakan setelah dilakukan transaksi tersebut, maka PMI akan menjadi pemegang saham pengendali baru di dalam SSJ.
Dia menegaskan, transaksi atas pembelian saham SSJ tidak terafiliasi dengan perusahaan maupun direksi dan anggota dewan komisaris lainnya.
"Sesuai dengan tujuan awal pembentukannya, PMI nantinya akan menjadi salah satu entitas anak perseroan yang bertindak sebagai holding bisnis tambang mineral, termasuk pasir silika/kuarsa," kata Michael, dalam pengumumannya, dikutip Rabu (13/9).
Michael memastikan, akuisisi tersebut tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun keberlangsungan usaha Petrindo Jaya Kreasi.
Sebelumnya, perusahaan memang telah memberi sinyal bakal melakukan ekspansi ke bisnis batu bara metalurgi hingga tambang emas. Diversifikasi ini lantaran perusahaan melihat adanya prospek di bisnis pertambangan baru bara dan mineral emas. Di sisi lain, Indonesia juga mempunyai potensi sumber daya alam yang besar di dua komoditas bernilai tinggi itu.
"Kami optimis perluasan cakupan usaha ini akan mendorong pertumbuhan bisnis yang positif bagi kami. Hal ini juga sejalan dengan strategi bisnis kami yang berfokus memperkuat posisi daya saing perseroan," kata Michael.
Penambangan batu bara metalurgi DBK berlokasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Lokasi wilayah pertambangan milik DBK seluas 14.800 hektare ini bersebelahan dengan konsesi batu bara milik anak usaha perseroan lainnya, yaitu PT Bara International (BI).
Sedangkan, untuk potensi bisnis mineral emas, perusahaan memiliki anak usaha PT Intam yang saat ini memiliki wilayah konsesi pertambangan seluas 18.500 hektare di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.