PT Barito Renewables Energy Tbk sedang melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham. Anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) itu mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 29,24 juta, setara Rp 460,02 miliar dengan asumsi kurs Rp 15.730 per saham pada kuartal satu 2023.
Pada periode tersebut laba perusahaan meningkat 31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 22,33 juta. Seiring dengan naiknya laba, pendapatan perusahaan meningkat 10% menjadi US$ 147,08 miliar, dari sebelumnya US$ 133,65 miliar.
Menelisik lebih lanjut laporan keuangannya, terdapat beban depresiasi dan amortisasi US$ 18,27 juta. Beban kompensasi dan tunjangan karyawan senilai US$ 10,21 juta, serta beban konsultan dan teknisi US$ 3,13 juta.
Di sisi lain, terdapat tunjangan produksi kepada PT Pertamina Geothermal Energi US$ 4,71 juta. Barito Renewables Energy membukukan beban keuangan US$ 33,3 juta. Adapun, liabilitas perusahaan US$ 2,99 miliar dan ekuitas US$ 474,29 juta. Untuk aset, Barito Renewable Energy memiliki US$ 3,47 miliar.
Struktur permodalan dan komposisi pemegang saham perseroan hingga prospektus ini diterbitkan yaitu Barito Pacific memiliki 86,51 miliar saham, setara 68,57% kepemilikan.
Lalu Green Era Energy Pte. Ltd.mengantongi 31,57 miliar atau 24,33%. Namun berdasarkan prospektus perusahaan, saham perseroan milik Green Era Energy E digadaikan kepada Bank Bangkok berdasarkan akta gadai saham atau Deed of Pledge Over Shares nomor 80 tanggal 28 Maret 2023 antara Green Era dan Bangkok Bank.
Selanjutnya Jupiter Tiger Holdings mempunyai 5,83 juta saham perusahaan atau setara dengan 4,5% kepemilikan saham. Terakhir Prime Hill Fund memiliki 5,83 juta saham, setara dengan 4,5% dari kepemilikan.
Perusahaan yang bergerak di bisnis energi baru terbarukan milik taipan Prajogo Pangestu tersebut berencana melantai di Bursa Efek Indonesia pada 6 Oktober 2023 mendatang. Perusahaan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,50 miliar saham baru atau setara 3,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam rangka IPO dengan nilai nominal Rp 150 setiap saham.
Harga penawaran umum perdana berkisar antara Rp 670-780 per unit. Sehingga, melalui aksi korporasi ini perusahaan yang nantinya dicatatkan dengan kode saham BREN ini berpotensi meraup dana hingga Rp 3,51 triliun.