Konglomerat Prajogo Pangestu masuk ke dalam daftar orang terkaya nomor empat di Indonesia versi Forbes. Menurut data Forbes Real Time Billionaire-List yang diakses pada Rabu (11/10), Prajogo Pangestu memiliki nilai kekayaan bersih sebanyak US$ 11,1 miliar atau setara dengan Rp 174,36 triliun. Putra pedagang karet ini berhasil menjadi konglomerat Indonesia hingga menempati urutan ke-162 orang terkaya di dunia saat ini.
Adapun pada sore ini, menurut data Forbes real time kekayaan Prajogo tercatat naik 7,71% atau US$ 793 juta setara Rp 12,4 triliun.
Harta taipan yang lahir pada 13 Mei 1944 makin menggunung seiring saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang tiga hari berturut-turut sentuh auto reject atas (ARA). Dengan ada di Rp 1.515 pada penutupan perdagangan Rabu (11/10), berarti saham BREN telah terbang 94% dari harga initial public offering (IPO) di Rp 780.
BREN yang merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) untuk diketahui tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (9/10). Per 30 September 2023, Prajogo Pangestu masih tercatat sebagai pengendali BRPT dan memiliki 66,72 miliar saham BRPT atau 71,18%.
Berikut deretan emiten yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu:
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
BRPT merupakan perusahaan Prajogo Pangestu yang bergerak di bidang pertambangan, perkebunan, kehutanan, industri, properti, perdagangan, energi terbarukan, hingga transportasi. Perusahaan ini memulai operasi komersialnya pada 1983 dan melakukan go public pada 1993.
Kemudian perusahaan ini berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada 2007 lalu. Di tahun yang sama, Barito Pacific juga berhasil mengakuisisi 70% dari perusahaan petrokimia Chandra Asri yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada perdagangan saham Rabu (11/10) BRPT ditutup naik 40 atau 3,38% ke posisi Rp 1.225 per saham.
2. PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
Selain Barito, Prajogo juga mendirikan PT Asri Petrochemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Pada 2011, Chandra Asri Petrochemical Center melakukan merger dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Pada perdagangan saham Rabu (11/10) TPIA ditutup stagnan di posisi Rp 2.690 per saham.
3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Petrindo Jaya Kreasi didirikan pada tahun 2008 dan memulai kegiatan komersialnya pada 2012. Prajogo Pangestu tercatat sebagai pemegang saham dengan kepemilikan 5% atau lebih dari saham Petrindo Jaya Kreasi dengan persentase kepemilikan sebesar 84,97%. Perusahaan ini bergerak di bidang aktivitas perusahaan holding dengan melakukan investasi pada sejumlah kegiatan usaha antara lain pertambangan batu bara, pertambangan emas dan perak, hingga produksi batu bara.
Pada perdagangan saham Rabu (11/10) CUAN ditutup turun 40 atau 1,40% ke posisi Rp 2.810 per saham.
4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Perusahaan milik Prajogo Pangestu berikutnya adalah BREN. Perusahaan ini merupakan bagian dari Grup Barito Pacific. Barito Renewables berfokus pada strategi jangka panjang yang menyediakan energi bersih dan emisi yang lebih rendah untuk mendukung target Indonesia transisi menuju Net Zero Emission (NZE). Perusahaan milik Prajogo Pangestu ini baru saja melantai di BEI, Senin (9/10).
Sementara pada Rabu (11/10), saham BREN sentuh auto reject atas (ARA) selama tiga hari berturut-turut usai mencatatkan saham perdana atau listing, Senin (9/10) kemarin. BREN hari ini melesat 300 poin atau 24,69% menjadi Rp 1.515 per saham.