ARA 5 Hari Beruntun, BREN Masuk 7 Besar Market Cap Salip ASII

Pexels
Apa Itu Investasi Saham
Penulis: Lona Olavia
13/10/2023, 12.24 WIB

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menempati posisi tujuh kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Posisi itu diraih berkat saham emiten geothermal milik taipan Prajogo Pangestu tersebut melejit hingga auto rejection atas (ARA) lima hari beruntun sejak listing, Senin (9/10) hingga Jumat (13/10).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pagi ini saham BREN langsung dibuka membentuk gap up dan ARA 24,87% ke Rp 2.360 per saham. Alhasil dalam lima hari, saham BREN sudah terbang hingga 203% dari harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham di Rp 780 per lembar.

Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 315,74 triliun, BREN masuk ke barisan elit tepatnya di posisi ke tujuh. Posisi itu digapai BREN usai melengserkan saham grup konglomerasi PT Astra International Tbk (ASII) dengan market cap Rp 240,88 triliun.

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan, harga saham BREN terus menguat karena jumlah saham yang beredarnya sedikit dan sektornya juga sedang diminati, yakni energi baru terbarukan (EBT). Meski mayoritas dananya untuk bayar utang, namun sahamnya melaju terus. 

Sebagai informasi BREN menawarkan hanya 4 miliar lembar saham dengan harga Rp 780 per saham di gelaran IPO. IPO tersebut berhasil mengumpulkan total dana Rp 3,1 tiliun, dengan kelebihan permintaan sebesar 135,2 kali. Perolehan dana IPO sebagian akan digunakan untuk membayarkan utang perusahaan kepada Bangkok Bank.

Terkait apakah di pekan depan, BREN bisa menyalip dominasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan market cap Rp 381,39 triliun, menurut Robertus hal itu bisa saja terjadi.

“Mungkin saja. Namun investor diimbau untuk tetap dapat menerapkan prinsip ke hati-hatian dalam memanfaatkan momentum untuk berinvestasi pada saham atau sektor yang sedang mengalami lonjakan minat dalam waktu singkat,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (13/10).

Sedangkan Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menyebutkan, secara valuasi saham BREN sudah terlalu mahal. Pada harga Rp 2.360 per saham, mencerminkan price to earning ratio (PER) 195 kali dan price to book value (PBV) 94 kali.

“Valuasinya sudah mahal sekali sehingga kemungkinan upside sudah terbatas,” ujarnya.

Untuk itu, kata Desmond, bisa mempertimbangkan untuk profit taking bagi investor yang sudah membeli saham BREN sejak IPO.

“Sentimen pelaku pasar saja. Nilai transaksi termasuk rendah. Saham publik cuma 3%. Gampang lah harganya di mark up,” ujarnya.

Sementara menurut data The Real Time Billionaires List Forbes, Prajogo Pangestu yang kini berada di peringkat ke empat orang terkaya di Indonesia, terus mengalami kekayaan bersih. Pada Jumat siang ini saja hartanya naik US$ 1,3 miliar, menjadi US$ 12,4 miliar atau setara Rp 195 triliun.

Kekayaan Prajogo meroket tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di mana harta taipan berusia 79 tahun ini hanya sejumlah US$ 5,6 miliar di 2022 dan melampaui kekayaan pada 2021 US$ 6,5 miliar.