Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI yang turun pada tiga bulan terakhir disinyalir akibat dampak kondisi ekonomi global. Menurut data, kinerja harga saham BRI melemah 7,59% dalam rentang waktu tersebut.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan, global sedang mengamati kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve atau The Fed. Khususnya terkait dengan higher for longer, artinya The Fed menahan suku bunga tinggi beberapa tahun ke depan.
"Ini berakibat kepada naiknya imbal hasil obligasi pemerintah, tentunya nanti itu berakibat pada menguatnya dolar AS memicu pelemahan di pasar saham termasuk di Indonesia," kata Viviana dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal III 2023, Rabu (25/10).
Namun demikian, kata Viviana, BRI tetap memiliki kinerja fundamental yang kuat dan terbukti tumbuh secara berkelanjutan selama puluhan tahun. Fundamental yang terjaga ini menumbuhkan optimisme BRI, meskipun kondisi perekonomian yang masih berada dalam ketidakpastian.
"Sehingga kita juga berharap harga saham BBRI dapat pulih ke harganya yang wajar," ujar ia.
Namun Vivian tidak menyebutkan target atau proyeksi harga saham bank pelat merah ini.
Berdasarkan data perdagangan, harga saham BBRI ditutup naik ke level Rp 5.175 per lembar pada perdagangan Rabu (25/10). Harga sahamnya sempat menyentuh level tertinggi Rp 5.200 per saham.
Volume saham BBRI tercatat 142,22 juta dengan nilai transaksi Rp 734,95 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 13.169 kali dengan kapitalisasi perusahaan Rp 784,32 triliun.