PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan penurunan laba bersih 18,6% menjadi Rp 586 miliar pada periode kuartal ketiga tahun ini dibanding periode sama di tahun sebelumnya Rp 720 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut menyebabkan nilai laba per saham dasar SIDO menyusut menjadi Rp 19,55 per saham dari tahun lalu Rp 24,01 per saham.
Manajemen Sido Muncul menjelaskan, tertekannya profitabilitas perusahaan di periode sembilan bulan pertama 2023 lantaran terjadinya pelemahan daya beli masyarakat.
Emiten bersandi SIDO ini tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,36 triliun atau turun 9,7% dibandingkan dengan September tahun lalu.
Penurunan terjadi di seluruh segmen, farmasi mengalami penurunan penjualan terdalam 25,6% disusul segmen herbal 12,1%. Sedangkan, segmen makanan dan minuman mengalami penurunan penjualan 2,6%.
Sido Muncul menilai, daya beli pelanggan terpantau lemah di kuartal III disebabkan oleh lonjakan harga beras yang signifikan lebih dari 20% yang menyebabkan peningkatan inflasi pangan.
"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya,” ungkap manajemen SIDO, Senin (30/10).
Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka.
Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4% menjadi 73% untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71%.
Sementara itu, laba kotor perusahaan tetap stabil di angka 54% pada kuartal ketiga 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4%, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, laba operasional inti dibukukan turun 16%, tidak termasuk kerugian nilai tukar yang belum direalisasi dari bisnis ekspor ke Nigeria.
Di tengah tantangan yang ada, SIDO terus memperluas portofolio produknya seperti: Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD | RTD), dan Esemag (Herbal). Bisnis RTD saat ini berkontribusi sebesar 4% terhadap segmen F&B.
Selain itu, Esemag terus memperoleh pangsa pasar untuk kategori herbal digestion, dari 5% tahun lalu menjadi 6% pada bulan September, dan menempati posisi kelima dalam kategori tersebut.
Pada awal pekan ini, Senin (30/10), harga saham Sido Muncul mengalami penurunan 2,61% ke level Rp 560 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 16,80 triliun.