PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) selama sembilan bulan tahun 2023 membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,02 triliun. Raihan tersebut meningkat 22,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,47 triliun.

Dalam keterangan resmi, Senin (6/11) disebutkan, peningkatan ini terutama didorong oleh kinerja pendapatan perhotelan yang meningkat 76,7% menjadi Rp 666,4 miliar. Kemudian disusul pendapatan di segmen bisnis properti dan konstruksi yang meningkat sekitar 13%, masing-masing menjadi Rp 413,8 miliar dan Rp 1,99 triliun.

Di bisnis segmen perhotelan, platform digital SSIA yakni Travelio.com pada periode tersebut mencapai peningkatan nilai barang dagangan bruto atau gross merchandise value atau GMV sebesar 25% secara tahunan.

Adapun pada akhir tahun 2023 Travelio menargetkan pertumbuhan GMV sebesar 65%. Mengakhiri September 2023, Travelio, sebagai platform manajemen tempat tinggal pribadi terbesar di Indonesia, mengelola lebih dari 13.500 unit dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 22.000 unit pada Desember 2023.

Travelio merupakan perusahaan sewa properti online yang menawarkan pilihan sewa jangka pendek, menengah, dan panjang untuk apartemen dan rumah di 13 kota utama di Indonesia. Travelio didukung oleh perusahaan investasi Pavillion Capital milik Temasek Holding di Singapura, Mirae Asset, Samsung Ventures dan Gobi Partners. 

Menurut laporan hotel Colliers kuartal tiga 2023, kinerja hotel meningkat pesat pada periode tersebut dibandingkan periode sebelumnya. Konferensi ASEAN baru-baru ini di Jakarta memberikan dampak positif yang signifikan, khususnya terhadap hotel bintang lima.

Menjelang kuartal empat 2023, aktivitas terkait MICE diperkirakan akan tetap solid, dengan puncaknya pada bulan Oktober dan November diikuti penurunan pada bulan Desember, bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Tingkat okupansi Gran Melia Jakarta sebesar 51,6%, naik dari 42,8%.

Kinerja hotel di Bali juga cukup baik dan memasuki kuartal keempat tahun 2023, kondisi sektor perhotelan disana diperkirakan akan tetap stabil, bahkan tumbuh. Tingkat okupansi Hotel Melia Bali meningkat menjadi 82,7% dari 51,1%. Tingkat okupansi Jumana Bali sebesar 18%, naik dari 14,5%. Di sisi lain tingkat okupansi BATIQA Hotels adalah 63,7%, naik dari 58,1%.

Sedangkan segmen properti SSIA yang meliputi pendapatan kawasan industri, biaya pemeliharaan, sewa komersial, dan residensial memperoleh pendapatan sebesar Rp 413,8 miliar pada kuartal tiga 2023, meningkat 13% dari Rp 366,2 miliar. PT Suryacipta Swadaya melaporkan pendapatan sebesar Rp 275,1 miliar, turun 6,3% dari Rp 293,5 miliar. Sebagian besar disebabkan oleh penurunan akuntansi penjualan tanah sebesar 29,6%. 

Sementara di segmen bisnis konstruksi, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2 triliun, naik 13,1%. Perusahaan juga memperoleh laba bersih sebesar Rp 82,2 miliar pada Januari hingga September 2023, naik 23,7%. 

Alhasil secara keseluruhan EBITDA SSIA Januari hingga September meningkat sebesar 51,8% secara tahunan menjadi Rp 339,7 miliar, yang disebabkan oleh peningkatan EBITDA perhotelan sebesar 251,9%. 

Namun rugi bersih konsolidasi SSIA tercatat Rp 23,7 miliar, turun 133,5% dari laba bersih sebesar Rp 70,8 miliar pada kuartal tiga 2022. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan segmen bisnis properti sebesar 41,4%. Lalu posisi kas perseroan sebesar Rp 680,9 miliar dan utang berbunga sebesar Rp 2,33 triliun.