PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan terus menggenjot langkah-langkah strategis guna memperbaiki kinerja laju sahamnya.
Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Sugito Walujo mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham GOTO, termasuk dari sisi eksternal. Sebut saja seperti suku bunga, tren perusahaan teknologi, dan lainnya.
Namun hal yang menjadi fokus manajemen ialah memperbaiki kinerja. Termasuk dalam hal pembenahan solvensi. Solvensi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo.
“Kami fokus pada kinerja perusahaan, karena itu akan merefleksikan dalam jangka panjang. Lewat inovasi dan efisiensi. Jadi dengan melakukan perbaikan-perbaikan kinerja, semoga harga saham kami bisa terus naik,” kata Patrick, dikutip Selasa (7/11).
Patrick menyatakan, tahun lalu emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sangat menitikberatkan pada solvensi. Caranya adalah pemotongan biaya-biaya. Tapi tahun ini persaingan di sisi layanan berbagi tumpangan atau ride hailing kian membesar. Alhasil transaksi Gojek terus mengalami penurunan.
“Tapi kami tidak bisa terus mengecil nilai bisnisnya, karena jadi tidak relevan. Harus terus tumbuh dan mulai investasi lagi pada Oktober,” ucap pendiri Grup Northstar tersebut.
Patrick menambahkan, ada tiga strategi GoTo untuk memenangkan kompetisi yang semakin ketat, Yakni, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan monetisasi, dan sinergi ekosistem sebagai keunggulan unik dibandingkan kompetisi.
Misalnya saja, Gojek meluncurkan GoCar Hemat, GoFood Mode Hemat, dan GoRide Transit. Terobosan ini sukses meningkatkan jumlah pesanan per jamnya hingga 36% melalui GoCar Hemat dan tiga kali lebih banyak di GoFood Mode Hemat. Selain itu, kini GoRide Transit sudah tersedia di 82 stasiun Jabodetabek.
Sementara dari sisi finansial, Direktur dan Presiden GoTo Financial Hans Patuwo menyebutkan, aplikasi GoPay telah berhasil membawa pengguna baru ke ekosistem. Tercatat GoPay sudah diunduh lebih dari dari 5 juta sampai dengan akhir kuartal tiga 2023.
Lalu ada 50% pengguna aplikasi GoPay yang merupakan pengguna baru atau pengguna lama yang aktif kembali. Serta seperempat pengguna baru atau aktif kembali yang bertransaksi di Gojek atau Tokopedia.
GoPay Later juga mencatatkan pertumbuhan jumlah pinjaman sebanyak 44% menjadi Rp 1,4 triliun pada periode kuartal tiga 2023. GoPay Tabungan by Jago juga terus mencerminkan pertumbuhannya.
Adapun langkah-langkah perbaikan GOTO terus nampak dari sisi laporan kinerja keuangan. GOTO mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 9,54 triliun hingga kuartal tiga 2023. Kerugian ini menyusut 53,05% secara tahunan yang sebesar Rp 20,32 triliun pada kuartal tiga 2022.
Terpangkasnya kerugian tersebut lantaran GOTO berhasil menekan sejumlah beban operasionalnya. Beban itu di antaranya iklan dan pemasaran yang menyusut hingga 53,51% menjadi Rp 1,52 trilun, dibanding September 2022 lalu yang sebesar Rp 3,27 triliun.
Selain itu, beban gaji dan imbalan karyawan juga mengalami penurunan 5,81% menjadi Rp 4,21 triliun dibanding periode September 2022 lalu yang sebesar Rp 4,47 triliun. Lalu beban penjualan dan pemasaran juga menurun hingga 57,23% menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp 11,27 triliun.
Penurunan rugi bersih juga seiring dengan pendapatan bersih GOTO yang naik sekitar 32% menjadi Rp 10,51 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,96 triliun. Perseroan juga melaporkan perbaikan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% mencapai -Rp 0,94 triliun, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha.
Pada perdagangan Senin (6/11) harga saham GOTO ditutup naik 6 poin atau 8,57% ke posisi Rp 76 per saham. Harga saham GOTO dalam sepekan ini berhasil mengalami rally dengan kenaikan cukup tinggi sebanyak 20 poin atau 35,71%.
Namun bila dibandingkan dengan harga awal saat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 338 per saham, harga saham GOTO sudah anjlok 80,10%. Bahkan harga saham perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini pada pertengahan Oktober 2023 hampir menuju saham gocap.
Padahal pada saat perdagangan perdananya di BEI 11 April 2022, saham GOTO sempat menjadi saham dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga di atas emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).