Emiten yang bergerak di industri pertambangan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatatkan penurunan laba sebanyak 97%.

Berdasarkan laporan keuangan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/11) laba MBMA per September 2023 hanya US$ 677.097 atau Rp 10,47 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya, perseroan bisa meraup cuan US$ 22,85 juta atau Rp 353,47 miliar.

Padahal emiten milik konglomerat Boy Thohir ini berhasil mengantongi pendapatan sebanyak US$ 873,86 juta atau senilai Rp 13,52 triliun per akhir kuartal tiga 2023. Tak tanggung-tanggung, pendapatan tersebut terbang  201,9% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 289,44 juta atau senilai Rp 4,48 triliun.  

Secara rinci, pendapatan MBMA ditopang oleh penjualan produk nickel pig iron (NPI) kepada pihak ketiga yang senilai US$ 601,58 juta atau Rp 9,31 triliun. Selain itu perseroan juga meraih pendapatan dari penjualan nickel matte sebanyak US$ 272,27 juta atau Rp 4,21 triliun.

Sementara rincian pelanggan yang memiliki transaksi pendapatan lebih dari 10% dari jumlah pendapatan usaha adalah sebagai berikut :

  1. Indonesia Tsingshan Stainless Steel senilai US$ 286,26 juta atau setara 32,76% 
  2. Golden Harbour International Pte Ltd. senilai US$ 164,011 juta atau setara 18,77% 
  3. Eternal Tsingshan Group Ltd senilai US$ 141,95 juta atau setara 16,24%
  4. Trafigura Asia Trading Pte Ltd senilai US$ 100,58 juta atau setara 11,51% dari pendapatan perseroan. 

Namun sayangnya kenaikan pendapatan MBMA diiringi dengan melonjaknya beban pokok pendapatan yang meroket 214,7% menjadi US$ 812,45 juta atau Rp 13,52 triliun per September 2023.  Padahal beban pokok pendapatan perseroan sebelumnya hanya US$ 258,14 juta atau Rp 4,48 triliun pada periode yang sama 2022. 

Beban penjualan dan pemasaran naik 231,46% menjadi US$ 296.753 dari sebelumnya US$ 89.527. Selain itu beban umum dan administrasi melonjak US$ 20,83 juta. Beban keuangan MBMA juga melesat 88% menjadi US$ 18,83 juta dari periode sebelumnya US$ 9,99 juta.

Pada awal perdagangan Rabu pagi saham MBMA terpantau melemah 2% ke level Rp 605 per saham.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila