Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia Tbk membocorkan kisi-kisi terkait pembagian dividen pada 2024 mendatang.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Heri Supriadi mengatakan, perusahaan masih mengikuti guideline yang sama seperti tahun sebelumnya, yaitu menjaga dividend payout ratio antara 60% hingga 80%.

“Kami masih percaya bisa memberikan dividen yang demikian kami harapkan tentunya,” kata Heri dalam konferensi pers Public Expose Live 2023, Kamis (30/11).

Heri mengatakan, hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara investasi yang diperlukan dan posisi keuangan Telkom. Selain itu, Telkom juga ingin memastikan bahwa operasi perusahaan tetap sehat, meskipun melakukan investasi baru, salah satunya data center.

Dengan demikian, Heri berharap investasi baru ini akan membantu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga akhirnya dapat memberikan dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2023.

Telkom terakhir membagian dividen sebanyak Rp 16,6 triliun atau 80% dari perolehan laba bersih tahun buku 2022 pada 5 Juli 2023 lalu. Dividen emiten dengan kode TLKM ini lebih tinggi 11,7% dari tahun sebelumnya. Sementara sisa laba bersih sebesar 20% atau Rp 4,2 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan.

Secara terpisah, terkait dividen interim, Telkom tidak memiliki rencana untuk membagikan dividen interim tahun buku 2023. Telkom terakhir kali membagikan dividen interim pada Desember 2016 senilai Rp 1,91 triliun atau Rp 19,37 setiap sahamnya.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyampaikan hingga saat ini, pihaknya belum memiliki rencana untuk pembagian dividen interim sebagai pemanis di akhir tahun. "Soal dividen interim belum ada rencana, itu sesuai dengan kebutuhan. Tetapi yang terpenting soal pembagian dividen secara keseluruhan," katanya di Gedung BUMN, Kamis (26/10). 

Telkom Indonesia hingga September 2023 mencetak pendapatan Rp 111,2 triliun atau tumbuh 2,2% secara tahunan. Telkom juga mencatatkan laba bersih Rp 19,5 triliun atau naik 17,6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Layanan fixed mobile convergence (FMC) mulai berikan sinyal positif dan menyumbang kenaikan tersebut melalui perkawinan IndiHome dan Telkomsel.

Pendapatan tersebut ditopang oleh data, internet dan jasa teknologi informatika yang naik 4,8% atau menyumbang Rp 65,87 triliun dari periode yang sama tahun lalu. Anak usaha Telkom, IndiHome juga menyumbang kenaikan pendapatan 4,28% menjadi Rp 21,78 triliun. Berikutnya pendapatan dari layanan lainnya menyumbang Rp 2,16 triliun.



Sejalan dengan hal itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA perseroan tercatat sebanyak Rp 59,1 triliun, dengan EBITDA marjin 53,1%. Nilai tersebut meningkat dari 52,2% pada semester satu lalu.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila