Emiten nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) di sembilan bulan pertama tahun 2023 mencatatkan laba bersih Rp 4,5 triliun atau naik 24% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba didorong penjualan sebesar Rp 17,3 triliun, tumbuh 135%.

Dalam keterangan resmi dikutip Jumat (1/12) dijelaskan bahwa kenaikan penjualan seiring langkah ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan. Baik dari lini bisnis pertambangan, produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) dan lini produksi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dalam dua tahun terakhir.

Tambahan satu jalur produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas sebesar 18.000 ton kandungan nikel per tahun yang telah selesai dibangun oleh salah satu anak usaha perseroan, yaitu PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), berhasil melakukan produksi komersil sejak awal tahun 2023. Lalu berhasil mencapai kapasitas produksi secara penuh dalam waktu hanya 2 bulan.

Sehingga, total kapasitas terpasang dari tiga jalur produksi yang dimiliki oleh PT HPL saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 55.000 ton kandungan nikel per tahun. Selain itu, anak usaha lainnya yaitu PT Harita Jayaraya Feronikel (PT HJF) yang memiliki delapan jalur produksi juga telah beroperasi secara bertahap sejak awal tahun 2023 dan sejak bulan Agustus 2023.

PT HJF memiliki kapasitas produksi Feronikel sampai dengan 95.000 ton kandungan nikel per tahun. Dari bisnis pertambangan, perseroan mencatatkan kenaikan produksi biji nikel yang signifikan untuk memenuhi tambahan permintaan akibat adanya kenaikan kapasitas produksi baik dari PT HPL maupun PT HJF.

Selama periode Januari-September, anak usaha NCKL di bisnis pertambangan telah memproduksi sekitar 10 juta biji nikel limonite dan 4,4 juta biji nikel saprolite.

Dari lini produksi refinery HPAL, sejak adanya penambahan satu jalur produksi, perseroan mencatatkan kenaikan produksi MHP sebesar 49% dibanding periode tahun sebelumnya yaitu menjadi 46.891 ton kandungan nikel. Sebagian produk MHP yang diproduksi, kemudian di konversi menjadi Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel.

Selama sembilan bulan pertama tahun 2023, perseroan melalui anak usahanya telah memproduksi 9.287 ton nikel sulfat dan 818 ton kobalt sulfat.

Dari lini produksi smelter RKEF, perseroan melalui dua anak usahanya yaitu PT HJF dan PT MSP berhasil membukukan total produksi feronikel di sembilan bulan pertama tahun 2023 sebesar 68.994 ton kandungan nikel atau naik 268% dari tahun sebelumnya.

Di periode 9M23, PT HJF membukukan volume produksi feronikel sebesar 47.963 ton kandungan nikel. Sedangkan PT Megah Surya Pertiwi (MSP), membukukan volume produksi sebesar 21.031 ton kandungan nikel di sembilan bulan tahun 2023.

Akuisisi

Teranyar NCKL mengakuisisi PT Gane Tambang Sentosa dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,9 miliar. Manajemen Harita Nickel mengatakan akuisisi 99% saham PT Gane Tambang Sentosa (GTS) yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara akan menambah cadangan bijih nikel menjadi 302 juta wmt.

“Tambahan ini akan menjadikan Harita Nickel sebagai perusahaan tambang nikel terbesar ke-5 di Indonesia berdasarkan sumber daya,” kata manajemen NCKL.

PT GTS memiliki konsesi tambang nikel yang belum beroperasi dengan luas area sebesar 2.314 hektar dengan masa berlaku izin usaha pertambangan (IUP) sampai dengan tahun 2040. NCKL merencanakan akan melakukan aktivitas pengeboran untuk mengetahui besaran cadangan dan sumber daya bijih nikel.



Pada saat yang bersamaan, Harita Nickel juga meningkatkan kepemilikan saham di PT Gane Permai Sentosa (GPS) dari semula 70% menjadi 99%. Selain dapat meningkatkan sumber daya dan cadangan bijih nikel, akuisisi senilai Rp 48,8 miliar ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi finansial terhadap NCKL.

Pada akhir November 2023, NCKL memiliki estimasi cadangan bijih nikel sekitar 302 juta wmt. Dengan melakukan eksplorasi lebih lanjut pada empat tambang yang dimiliki yaitu PT Obi Anugerah Mineral, PT Jikodolong Mega Pertiwi, PT Karya Tambang Sentosa, dan PT Gane Tambang Sentosa, cadangan bijih nikel yang dibutuhkan oleh anak usaha Harita Nickel akan meningkat. 

PT GTS dan PT GPS adalah perusahaan afiliasi dari Harita Nickel. Transaksi akuisisi telah dilakukan secara transparan sesuai dengan penilaian dari lembaga independen dari KJPP yang ditunjuk.