Emiten pertambangan batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mendapat perpanjangan fasilitas pinjaman bergulir atau revolving loan dan FX line menjadi US$ 230 juta atau senilai Rp 3,56 triliun dari PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan, fasilitas pinjaman sebelumnya sebesar US$ 130 juta atau senilai Rp 2 triliun pada 22 Desember 2020 lalu. Selain itu jangka waktu pinjaman tersebut hanya sampai 20 Desember 2023.
“Fasilitas XF Line dari yang sebelumnya akan berakhir pada 20 Desember 2023 menjadi berakhir pada tanggal 20 Desember 2026,’’ kata Jenny dikutip Rabu (6/12).
Jenny juga menyampaikan tujuan penambahan fasilitas pinjaman yang akan digunakan BYAN, yakni untuk pembiayaan modal kerja dan mendukung kebutuhan jaminan bank. Selain itu hal itu juga untuk transaksi valas Bayan Resources dan para anak usaha perusahaannya.
Tak hanya itu, fasilitas pinjaman tersebut telah dijamin oleh anak usaha Bayan Resources, PT Bara Tabang. Lebih lanjut, Jenny memastikan bahwa kelancaran kegiatan operasional perseroan dan anak usahanya terjamin melalui ketersediaan fasilitas perbankan yang dapat digunakan kapan pun diperlukan.
“Dana sewaktu-waktu dapat digunakan oleh perusahaan dan anak usaha,’’ kata Jenny.