PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mengungkapkan rencana initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham anak usahanya PT Horizon Internusa Persada atau Travelio.com tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.
Direktur Surya Semesta Internusa The Jok Tung menjelaskan rencana IPO Travelio memang merupakan salah satu ide dari perusahaan. Namun, belum ada kepastian yang matang soal rencana IPO tersebut.
"Yang pasti tidak akan dalam waktu dekat," kata The Jok Tung kepada wartawan dalam paparan publik secara virtual, Jumat (15/12).
Informasi terkait dengan penawaran umum Travelio.com sempat beredar di kalangan pelaku pasar. Surya Semesta tidak membantah soal ide penawaran umum Travelio di masa depan. Meski demikian, SSIA masih enggan untuk memberikan informasi secara detail mengenai aksi korporasi tersebut.
Melansir dari situs resminya PT Horizon Internusa Persada (Travelio.com) merupakan platform penyewaan properti online di Indonesia. Travelio menawarkan beberapa tipe properti mulai dari unit apartemen, rumah tapak, dan villa dengan opsi sewa jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Melalui Travelio Property Management (TPM), Travelio mengelola unit apartemen dan rumah tapak terstandarisasi milik perorangan maupun pengembang properti. Website Travelio.com pertama kali dirilis pada tanggal 24 Maret 2015.
The Jok Tung juga menyebutkan perusahaan menetapkan target pertumbuhan pendapatan sebesar 10% untuk 2024 dibandingkan dengan realisasi tahun 2023. Pertumbuhan ini disokong dari sektor konstruksi dan hotel. Perusahaan juga menargetkan perolehan kontrak baru Rp 2,6 triliun untuk tahun depan.
"Hotel juga kita harapkan akan memberikan kontribusi yang besar dan ada rencana renovasi Hotel Melia di Bali," sebutnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur SSIA Wilson Effendy menyebut target penjualan lahan untuk 2024 mencapai 62 hektare. Menurut Wilson, penjualan tersebut terdiri atas 45 hektare untuk kawasan industri dan kemudian sisa 17 hektare tanah untuk dijual ke jalan tol Subang.
Hingga kuartal III, SSIA mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,02 triliun, meningkat 22,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 2,47 triliun. Bisnis hotel mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni 76,7% menjadi Rp 666,4 miliar. Saat ini perseroan memiliki sejumlah properti hotel, seperti Gran Melia Jakarta dan Melia Bali.
Sementara itu, pendapatan dari bisnis properti dan konstruksi meningkat masing-masing sebesar 13% menjadi Rp 413,8 miliar dan Rp 1,99 triliun. Per September 2023, perusahaan membukukan laba kotor sebesar Rp 771,7 miliar, naik 39,5% secara year-on-year (YoY). Namun, SSIA masih membukukan rugi bersih konsolidasi sebesar Rp 23,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan segmen bisnis properti sebesar 41,4% YoY.