Erick Thohir Bubarkan 7 BUMN di Akhir Tahun, Ini Daftar Kerugiannya

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi gedung BUMN, jakarata Pusat (09/08).
28/12/2023, 13.01 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan segera membubarkan tujuh perusahaan pelat merah. Pembubaran itu akan dilaksanakan bersama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset atau PPA. 

PPA merupakan bagian dari holding BUMN Danareksa. Dalam tugasnya PPA diberikan mandat untuk mengelola secara akif atas sejumlah perusahaan BUMN. 

"Berdasarkan hasil kajian dan segala upaya yang dilakukan, disimpulkan jika terdapat tujuh BUMN yang akan dibubarkan," tulis undangan resmi, dikutip Kamis (28/12). 

Dalam undangan tersebut, konferensi pers terkait pembubaran tujuh perusahaan BUMN itu akan digelar pada Jumat (29/12) pukul 11.00 WIB di kantor PPA, Jakarta.

Erick Thohir sebelumnya pada tahun 2021 sempat mengatakan, pembubaran ini merupakan rangkaian aksi "bersih-bersih" di jajaran perusahaan BUMN. Hal ini dinilai penting untuk menekan kerugian negara.

Ia pun berjanji akan membubarkan tujuh anak perusahaan BUMN yang sudah tak lagi beroperasi dan memiliki utang besar. Ia menyebutnya sebagai "zombi" atau BUMN Zombi.

Menurut Erick, jika perusahaan BUMN zombi itu didiamkan begitu saja, maka akan memberi ketidakpastian pada para pekerjanya.

Ketujuh perusahaan BUMN yang dibubarkan seperti PT Istaka Karya, menurut catatan Kementerian Keuangan, mencatatkan saldo rugi Rp 669 miliar. Lalu ada Kertas Leces yang mencatatkan saldo rugi Rp 1,76 triliun.

Lalu ada Kertas Kraft Aceh yang memiliki saldo rugi Rp 1,9 triliun serta ekuitas minus Rp 1,1 triliun. Industri Gelas mencatatkan saldo rugi Rp 1,33 triliun dan ekuitas minus Rp 1,19 triliun. 

Kemudian Merpati Nusantara Airlines memiliki ekuitas negatif yang sangat parah, yaitu Rp 6,77 triliun. Sementara PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional atau PANN ekuitasnya minus Rp 3,29 triliun.



Berikut tujuh perusahaan BUMN yang akan dibubarkan:

  1. PT Kertas Kraft Aceh
  2. PT Kertas Leces
  3. PT Istaka Karya
  4. PT Merpati Nusantara Airlines
  5. PT Industri Sandang Nusantara
  6. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional
  7. PT Industri Gelas
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail