PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan laba bersih Rp 5,7 triliun sepanjang 2023.
Direktur Utama Bank BSI, Hery Gunardi mengatakan laba BSI tumbuh 34% secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 4,26 triliun. Laba tersebut didorong pendapatan bagi hasil bersih yang mencapai Rp 16,17 triliun atau naik 3,88%.
"Pertumbuhan yang tinggi ini semuanya double digit perlu disyukuri pertumbuhan perbankan syariah ini. Semoga masih berlanjut pada kuartal pertama," kata Hery, dalam paparan publik kinerja kuartal IV 2023, Kamis (1/2).
Adapun pendapatan berbasis komisi atau fee based income BSI pun naik 12,1% yoy menjadi Rp 4,16 triliun. Rasio profitabilitas bank juga mengalami peningkatan. Tercatat, tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) BSI menanjak dari 1,98% pada 2022 menjadi 2,34% pada 2023.
Sepanjang 2023, BSI mencatat jumlah pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 240,32 triliun atau tumbuh 15,7% dengan kualitas pembiayaan (NPF) gross membaik pada posisi 2,08%. Komposisi pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh segmen konsumer 54,32%, wholesale 28,09% dan ritel 17,58%.
Hingga Desember 2023, pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 57,7 triliun. Didominasi sektor UMKM sebesar Rp 45,4 triliun, disusul sustainable agriculture Rp 4,8 triliun, eco-efficient product Rp 5,8 triliun, energi terbarukan Rp 1,1 triliun dan proyek eco-green Rp 549,6 miliar.
Adapun penghimpunan DPK BSI hingga Desember 2023 mencapai Rp 293,77 triliun, tumbuh 12,35%. Dari jumlah tersebut, komposisi tabungan yang merupakan dana murah mencapai Rp 124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.
Selain itu, pencapaian kinerja positif BSI 2023 juga didukung oleh naiknya pendapatan berbasis komisi yang naik 12,08% menjadi Rp 4,20 triliun.
Pada 2023, customer based perseroan berkembang menjadi 19,65 juta nasabah dengan pertumbuhan mencapai 5 juta nasabah pasca merger. Saat ini BSI menjadi bank syariah dengan customer based terbesar di dunia.
Lalu capaian aset mencapai Rp 354 triliun atau tumbuh 15,67% dan return of equity (ROE) mencapai 16,88%, serta didukung oleh rasio pencadangan yang kuat pada posisi 194,35%.
Kapitalisasi Pasar
Seiring dengan pertumbuhan laba, kapitalisasi pasar atau market cap Bank BSI menembus Rp 100 triliun hingga naik peringkat ke posisi 11 dari sebelumnya ranking 13 di perbankan syariah global. Pencapaian kapitalisasi pasar tersebut terjadi pada penutupan perdagangan bursa Selasa (30/1).
Di mana harga saham BRIS ditutup positif 1,87% ke level Rp 2.180. Terkait hal tersebut Group Head Investor Relations BSI Rizky Budinanda menyatakan saham BRIS memang sedang mengalami tren positif sejak penghujung 2023 hingga Januari 2024 setelah sempat sideways di pertengahan tahun.
“Ini merupakan berita baik, keberkahan yang harus disyukuri sekaligus hadiah menjelang ulang tahun BSI ke-3 pada 1 Februari 2024” ujarnya.
Pencapaian itu pun semakin mendekatkan BSI pada salah satu aspirasi besarnya, yaitu menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Sebelumnya pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp 59,51 triliun. Adapun pada Desember 2023 naik menjadi Rp 80,26 triliun.
Kenaikan harga saham tersebut seiring makin kuatnya kinerja perseroan secara fundamental. Di sisi lain, kinerja tersebut berbanding lurus dengan meningkatnya kepercayaan investor.
“Pada akhir 2023 jumlah investor institusi di BSI naik menjadi sekitar 70% dibanding sekitar 60% pada akhir 2022. BSI tidak hanya menarik bagi investor domestik tapi juga asing,” kata ia.
Adapun pada penutupan perdagangan saham siang ini, BRIS melemah 0,43% ke level Rp 2.320 per lembar saham. Volume yang diperdagangkan tercatat 56,44 juta dengan nilai transaksi Rp 132,38 miliar dan kapitalisasi pasarnya tembus Rp 107,02 triliun.