PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membeberkan rencana terkait pembagian dividen yang akan digelontorkan pada 2024 ini.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim mengatakan akan meningkatkan rasio pembagian dividen BCA. Hal tersebut karena profitabilitas bank kakap tersebut tercatat mengalami kenaikan.
“Rasio pembagian dividen juga bisa kami tingkatkan karena labanya juga meningkat,” kata Vera dalam kanal youtube Mirae Asset Sekuritas bertajuk “Pertumbuhan Berkelanjutan Ala BCA” dikutip Jumat (23/2).
Di samping itu, Eva memberikan gambaran terkait track record dividen BCA dalam dua tahun terakhir. Dividen payout ratio BCA melesat hingga 62% dalam satu tahun terakhir. Selain itu, ia menyoroti dividen per saham BCA tahun lalu mencapai Rp 170 per saham atau mengalami kenaikan sebesar 42% dibanding tahun sebelumnya yang juga telah meningkat sekitar 30%.
Eva optimistis bahwa dengan peningkatan laba sebesar 19,4% tahun lalu, dividen yang akan diterima oleh para investor tahun ini kemungkinan juga akan meningkat.
“Membagikan dividen interim, kami tidak pernah absen yah. Mudah-mudahan tahun ini dividen per saham yang akan diterima oleh para investor rasanya akan meningkat juga,” kata Eva.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menambahkan, perusahaan yang selalu membagikan dividen baik interim dan final tidak banyak, namun hal itu berbeda dengan BCA. Tak heran banyak investor yang memegang saham BBCA secara jangka panjang. “Kami tidak pernah absen bagi dividen, rasio juga bisa meningkat terus dan ini cukup menarik,” kata ia.
Untuk informasi BCA akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 Maret 2024 mendatang. Berdasarkan pengumuman RUPST yang disampaikan manajemen BCA di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat enam agenda yang akan dibahas dalam rapat tersebut, salah satunya akan menentukan penggunaan laba bersih sebagai dividen.
Akhir tahun 2023 BCA membukukan laba bersih Rp 48,6 triliun, naik 19,4% secara tahunan. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Di sisi lain, saham BBCA ditutup stagnan pada penutupan perdagangan saham siang ini, Jumat (23/2). Adapun volume perdagangannya 14,16 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 140 miliar dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 1.217 triliun. Sebelumnya, saham perbankan kakap itu sempat menguat 0,25% ke level Rp 9.900 per lembar saham pada pukul 10.36 WIB.