Ikut Ambil Bagian Rights Issue BTPN Rp 6,7 Triliun, Bos BCA Buka Suara

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi BCA
23/2/2024, 15.17 WIB

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengambil bagian dalam pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue PT Bank BTPN Tbk (BTPN) untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya.

Bank dengan kode saham BBCA itu memiliki hak atas 26,68 juta HMETD. Jika seluruh HMETD tersebut dilaksanakan, kepemilikan BCA sebesar 1,03% dari total modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh.  

Seiring dengan hal itu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA awalnya memiliki 1% saham dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Hal ini merupakan bagian dari strategi BCA yang meski fokus pada pasar lokal, namun tetap melayani kebutuhan untuk berinteraksi dengan bank-bank besar di luar negeri. 

Berjalannya waktu, SMBC ternyata melakukan investasi di BTPN hingga akhirnya merger. Sehingga untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya di SMBC maka BCA ikut serta dalam aksi rights issue ini.

“Ya, untuk mempertahankan 1% kan kita harus ikut right issue,” kata Jahja dalam kanal youtube Mirae Asset Sekuritas bertajuk “Pertumbuhan Berkelanjutan Ala BCA”, dikutip Jumat (23/2).

Jahja juga menjelaskan, saat ini BCA hanya bisa bertransaksi terbatas di luar negeri, seperti pusat pengiriman uang di Hong Kong. Akan tetapi, BCA juga membangun aliansi dengan bank-bank dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Malaysia, dan Thailand. Misalnya dengan SMBC, Auzora, dan The Norinchukin Bank.

Sebelumnya, BTPN berencana menambah modal melalui skema rights issue. Berdasarkan prospektus yang disampaikan perusahaan, jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam rangka aksi korporasi ini sebanyak-banyaknya 2,58 miliar dengan nilai nominal Rp 20 per lembarnya. Jumlah itu setara 24,32% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD II. Perseroan menetapkan harga pelaksanaan di Rp 2.600 per saham.

BTPN akan menggunakan sekitar 62,6% perolehan rights issue untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha, salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yaitu PT Oto Multiartha (OTO) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Sumitomo Corporation (Grup SC) dan SMBC. 

Kemudian, sekitar 37,4% untuk ekspansi dan investasi usaha salah satunya melalui pengambilalihan perusahaan yang bergerak di kegiatan usaha pembiayaan yaitu PT Summit Oto Finance (SOF) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Grup SC dan SMBC.

Namun, hingga saat ini BTPN belum mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas rencana pengambilalihan OTO dan rencana pengambilalihan SOF.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila