Emiten produsen roti dengan merek Sari Roti milik Grup Salim, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) menepis kabar soal penjualan saham atau divestasi yang direncanakan salah satu pemegang sahamnya yaitu Kohlberg Kravis Roberts (KKR) and Co.
Direktur ROTI Arlina Sofia mengatakan, perusahaan memahami jika model bisnis KKR sebagai suatu perusahaan private equity turut untuk menjual investasi-investasi yang dimilikinya setelah jangka waktu tertentu dengan tetap bergantung pada berbagai macam sektor. Termasuk keadaan pasar, ekonomi, dan kelayakan dari potensi transaksi tersebut.
"Namun perseroan belum menerima informasi dari KKR mengenai rencana konkret KKR sehubungan dengan pelaksanaan rencana divestasi saham-saham yang dimilikinya dalam perseroan," kata Arlina dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (23/2).
Sebagai informasi, KKR melalui Demeter Indo Investment Pte. Ltd. telah berinvestasi dalam Nippon Indosari Corporindo melalui kepemilikan sahamnya 22,16% dari keseluruhan total saham. Sebab itu, perusahaan menegaskan kabar tersebut bukan merupakan rencana ROTI maupun pihak KKR.
"Tidak terdapat informasi atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta harga saham perusahaan," tulis Arlina.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 15.45 WIB, harga saham ROTI anjlok 0,79% ke level Rp 1.250 dari level harga penutupan Kamis (22/2) yakni Rp 1.260 per saham. Dari sesi satu sahamnya sudah berada di zona merah dengan Rp 1.215 per saham sebagai level paling rendah. Namun sempat menguat dengan level tertingginya Rp 1.290 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 3,88 juta dengan nilai transaksi Rp 4,85 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.299 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 7,73 triliun.