Emiten Grup Panin, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) menorehkan laba bersih Rp 815 miliar sepanjang 2023. Laba perusahaan yang sahamnya antara lain dimiliki oleh investor kawakan Lo Kheng Hong ini melonjak 162,29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 310,72 miliar.
Seiring dengan kenaikan laba, pendapatan CFIN juga mengalami peningkatan 52,13% sepanjang 2023 menjadi Rp 2,29 triliun. Pada 2022 perusahaan mencatatkan pendapatan senilai Rp 1,5 triliun.
Menelisik data laporan keuangan perusahaan, raihan pendapatan didominasi dari segmen pembiayaan konsumen senilai Rp 1,23 triliun dari sebelumnya Rp 1,02 triliun. Pendapatan juga berasal dari segmen sewa pembiayaan sebesar Rp 56,36 triliun.
Selain kedua hal tersebut, perusahaan juga meraih pendapatan dari sewa operasi kendaraan Rp 4,47 miliar dan dari bunga Rp 1,73 miliar. Serta dari pendapatan lainnya sebesar Rp 996,39 miliar.
Padahal Clipan Finance Indonesia membukukan beban Rp 1,26 triliun, membengkak 13,64% hingga akhir 2023. Beban yang tercatat pada 2022 yaitu Rp 1,1 triliun. Bengkaknya beban perusahaan disebabkan oleh bunga dan beban pembiayaan lainnya Rp 244,2 miliar yang naik dari sebeelum Rp 166,18 miliar.
Tenaga kerja juga menyumbang kenaikan beban. Menurut laporan keuangan, beban dari tenaga kerja senilai Rp 349,93 miliar, naik 5,44% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 Rp 331,87 miliar.
CFIN juga membukukan kerugian penurunan nilai dalam daftar beban. Kerugian penurunan nilai dari aset keuangan Rp 417,76 miliar dan agunan yang diambilalih senilai Rp 13,28 miliar. Sementara beban yang dihasilkan dari segmen administrasi senilai Rp 209,43 miliar.
Jumlah liabilitas yang dicatatkan perusahaan sepanjang 2023 senilai Rp 4,38 triliun. Liabilitas perusahaan naik 49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,93 triliun. lalu ekuitas perusahaan juga naik 8,13% dari sebelumnya Rp 5,11 triliun.
Aset Clipan Finance Indonesia sepanjang 2023 senilai Rp 9,91 triliun. Aset perusahaan meningkat 23,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumya Rp 8,04 triliun.