Industri Pertambangan MIND ID resmi mengambil alih 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 34%. Dengan selesainya transaksi ini, MIND ID berhak menunjuk komisaris dan direksi baru Vale.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan bahwa Presiden Direktur Vale masih akan dijabat oleh Febriany Eddy. “CEO tetap, hanya komisaris yang ganti,” ujarnya kepada wartawan di Hotel Pullman Jakarta, Senin (26/2).
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa MIND ID akan memiliki hak untuk menunjuk 3 Komisaris, termasuk Komisaris Utama, serta Direktur Utama dan Direktur SDM.
“Kami telah bersepakat bahwa VCL (Vale Canada Limited) akan menunjuk direktur operasional dan juga direktur yang bertanggung jawab atas pengelolaan ESG. Ini menegaskan bahwa kami tetap ingin agar standard ESG yang selama ini menjadi komitmen VCL dipertahankan, termasuk juga praktek pertambangan terbaik yang selama ini sudah ditunjukkan oleh PT Vale,” kata Tiko melalui siaran pers.
Adapun posisi CEO tetap dijabat oleh Febriany Eddy sebagai bagian keberlanjutan atas operasional perusahaan. Erick menegaskan bahwa keberlanjutan operasional ini sebagai hal yang penting. “Kami yakin bahwa komitmen kami dan VCL dalam mengelola PT Vale ini sama,” kata Erick.
Erick juga menambahkan bahwa MIND dan VCL, sebagai pemegang saham terbesar pertama dan kedua, telah sepakat untuk melanjutkan komitmen hilirisasi sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap program strategis pemerintah.
Harga Saham Divestasi Disepakati Rp 3.050 per Lembar
Harga divestasi saham Vale yang disepakati Rp 3.050 per lembar. Harga ini berada di bawah harga pasar, yang rata-rata diperdagangkan Rp 3.830-3.990 pada Senin (26/2) dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 38,25 triliun. Terpantau saham Vale ditutup merosot 3,04% ke level Rp 3.830 per saham.
Direktur MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan total investasi yang dikelontorkan sekitar US$ 300 juta atau Rp 4,68 triliun. Hendi juga menyebut transaksi akuisisi saham divestasi akan rampung pada Juni 2024 ini melalui kas internal.
Hendi menyebut akan menerbitkan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Namun, Ia tak menyebut berapa saham yang akan diterbitkan. “Kira-kira US$300an juta dan itu dibayar selesai juni ini depan dan ada yang melalui mekanisme pasar modal,” ujarnya.
Dengan rampungnya transaksi divestasi ini, MIND ID kini menggenggam saham Vale Indonesia sebesar 34%. “MIND ID menjadi pemegang saham terbesar dari PT Vale Indonesia,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut juga mengatakan divestasi saham ini penting demi berjalannya hilirisasi di Indonesia. “Hilirisasi nikel kedepannya untuk memasok nikel untuk Eropa, Amerika Serikat,” ucapnya.
Luhut menjelaskan bahwa pengambil alihan divestasi 14% saham Vale Indonesia ini merupakan perjalanan panjang pemerintah melalui MIND ID untuk menjadi pemegang saham terbesar salah satu perusahaan nikel terbesar di Indonesia.
Dengan rampungnya divestasi, maka Vale juga akan mendapatkan perpanjangan kontrak karya (KK) yang sedianya berakhir pada Desember 2025, menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Luhut mengungkapkan bahwa perpanjangan IUPK dan akuisisi akan diselesaikan pekan ini.