PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,19 triliun atau tumbuh 64,4% secara tahunan pada 2023. Raihan tersebut setara 112% dari estimasi dan melampaui ekspektasi konsensus. Hasil yang positif ini didorong oleh kinerja kuat pada kuartal empat 2023, di mana perseroan membukukan laba bersih Rp 1,17 triliun atau tumbuh 44,6% secara kuartalan atau 6,2% secara tahunan.
Pertumbuhan laba bersih pada kuartal empat 2023 didorong oleh penurunan biaya penjualan sebesar Rp 300 miliar, yang utamanya disebabkan oleh pemangkasan biaya iklan dan promosi. Sementara pendapatan hanya meningkat moderat ke level Rp 8,59 triliun atau naik 6,4% secara kuartalan dan 1,8% secara tahunan.
Secara setahun penuh, pertumbuhan laba bersih MYOR pada 2023 didorong oleh dua faktor utama. Yakni harga bahan baku yang lebih rendah, sehingga beban pokok penjualan turun 3,2% secara tahunan. Lalu efisiensi biaya penjualan, sehingga beban penjualan mampu turun 9,5%.
Pendapatan MYOR selama 2023 sendiri hanya tumbuh tipis sebesar 2,7% secara tahunan ke level Rp 31,5 triliun, lebih rendah 2% dari estimasi konsensus.
Menanggapi hasil kinerja MYOR, Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren mengatakan, kinerja yang melampaui ekspektasi ini berpotensi memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga saham MYOR pada perdagangan Jumat (1/3) ini.
"Namun, perlu informasi lebih lanjut mengenai sebab dan prospek keberlanjutan efisiensi biaya penjualan ini untuk menilai apakah potensi penguatan harga saham MYOR hanya akan bersifat jangka pendek,” tulisnya dalam riset.
Menilik data perdagangan, Jumat (1/3) saham MYOR terpantau menguat 0,4% ke Rp 2.470 per lembar pada pukul 13.50 WIB. Dalam sepekan saham MYOR sudah naik 2,07%, namun dalam setahun turun 5,73%.