Mitratel Bukukan Kenaikan Laba 12,6% jadi Rp 2,01 Triliun pada 2023

Katadata/Hari Widowati
Jajaran direksi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
Penulis: Syahrizal Sidik
7/3/2024, 14.57 WIB

Emiten menara Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) membukukan perolehan laba bersih Rp 2,01 triliun sepanjang tahun 2023. Laba bersih tersebut mengalami kenaikan 12,6% dibanding periode yang sama dibanding tahun sebelumnya Rp 1,79 triliun. 

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, Mitratel membukukan pendapatan Rp8,59 triliun pada tahun 2023, tumbuh 11,2% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Bisnis penyewaan menara atau tower leasing menjadi penyumbang terbesar senilai Rp7,14 triliun, atau tumbuh 12,0%. Sementara itu, pendapatan dari segmen fiber optic menghasilkan pemasukan Rp207 miliar.

Kenaikan di sisi pendapatan turut diimbangi dengan pengelolaan biaya. Mitratel berhasil menjaga efektifitas operasional dengan mencatatkan beban operasional Rp4,96 triliun, tumbuh 8,3% atau lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan yang mencapai 11,2%. Alhasil, perseroan mampu menghasilkan EBITDA senilai Rp6,92 triliun, melonjak 12,7%. Margin EBITDA tumbuh dari sebelumnya 79,5% pada 2022 menjadi 80,5% pada 2023. 

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan pencapaian tahun 2023 tidak lepas dari ekspansi Mitratel dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi tersebut sejalan dengan rencana bisnis perusahaan operator seluler yang tengah menggelar ekspansi keluar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas koneksi internet di rural area.  

“Di saat yang sama, kami terus mengoptimalkan aset produktif dan memperbanyak penggunaan teknologi digital dalam keseharian bisnis,” ucap Teddy, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3).

Strategi ini, kata Teddy, bukan hanya membuat bisnis model MTEL semakin efisien, juga meningkatkan loyalitas pelanggan karena kami mampu menawarkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan mereka. 

Dari sisi kinerja operasional, pada tahun 2023, Mitratel berhasil menambah 2.596 menara sehingga saat ini memiliki 38.014 menara, dengan membangun menara baru (organik) dan mengakuisisi hampir 2.000 menara. Mitratel juga menambah jangkauan fiber optic sepanjang 15.880 KM selama tahun 2023. Dengan tambahan ini, total panjang fiber optic milik Mitratel mencapai 32.521 KM pada akhir tahun 2023 atau tumbuh sebesar 95,4%.

Teddy menjelaskan, Mitratel akan terus memperkuat posisinya sebagai mitra strategis operator seluler dalam melakukan konsolidasi sekaligus membantu mereka ekspansi ke sejumlah wilayah baru pusat pertumbuhan ekonomi. 

“Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Sebanyak 22.237 menara, atau 58% dari total, berada di luar pulau Jawa,” kata dia. 

Konsolidasi Sektor Telekomunikasi 

Konsolidasi di sektor telekomunikasi, menurut Teddy, akan memberikan dampak positif terhadap industri penunjang, termasuk penyewaan menara dan fiber optic. Dengan persaingan di industri telekomunikasi yang lebih sehat, kinerja keuangan para operator seluler diharapkan akan lebih kuat, sehingga memiliki kapasitas untuk memperluas coverage sekaligus meningkatkan kualitas jaringan.

“Permintaan untuk sewa menara, fiber optic dan layanan penunjang lainnya bakal meningkat sejalan dengan rencana ekspansi, terutama ke wilayah sentra pertumbuhan ekonomi baru,” ucapnya.

 Di tengah tren konsolidasi, Mitratel terus mencatatkan kenaikan jumlah kolokasi dari 16.588 menjadi 19.395 tenant, atau meningkat 16,9%. Sehingga jumlah tenant juga bertumbuh 10,4% dari 52.006 menjadi 57.409 tenant. Peningkatan ini berdampak pada tenancy ratio dari 1,47x menjadi 1,51x. Kontribusi bisnis di luar Jawa tercermin pada pertumbuhan tenant sebesar 12%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 9%. 

Perseroan juga membukukan kenaikan aset sebesar 1,7% menjadi Rp57,01 triliun didorong oleh peningkatan aset tetap, baik dari kegiatan organik maupun inorganik dengan memaksimalkan penggunaan dana IPO. Kinerja operasional dan keuangan yang kuat didukung oleh optimalisasi struktur permodalan dan diversifikasi sumber pendanaan.