PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure atau belanja modal Rp 2,9 triliun pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bukit Asam Farida Thamrin, mengatakan anggaran belanja modal tersebut sudah dialokasikan untuk logistik kerja. Artinya, cadangan PTBA yang banyak di tambang mulai bisa dilakukan penjualan dengan meningkatkan kapasitas transportasi.
"Lalu capex juga ada untuk kebutuhan operational infrastructure, dan belanja modal juga beberapa kami alokasikan untuk anak perusahaan kami.," kata Farida kepada wartawan Jumat (8/3).
Sebagai catatan, emiten pertambangan batu bara BUMN ini menganggarkan belanja modal Rp 6,4 triliun pada tahun 2023. Alokasi belanja modal ini meningat dari realisasi sepanjang tahun 2022. Pada saat itu, belanja modal tersebut digunakan untuk investasi rutin di perusahaan anak dan investasi yang bersifat pengembangan.
Saat itu, perseroan juga mengatakan secara selektif berencana untuk melakukan ekspansi bisnis dengan mempertimbangkan melalui kajian dan analisis serta eksplorasi secara komprehensif.
Adapun, Bukit Asam mencatatkan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 6,1 triliun sepanjang 2023. Perolehan laba perusahaan pelat merah ini merosot 51,41% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,56 triliun.
Pendapatan perusahaan mengalami penurunan 9,75% menjadi Rp 38,48 triliun dari capaian 2022 yakni Rp 42,64 triliun. Jika dirinci, total pendapatan dari penjualan batu bara yaitu Rp 37,97 triliun, turun 9,8% dari 2022 senilai Rp 42,09 triliun. Hasil ini terbagi atas raihan pendapatan dari pihak berelasi Rp 18,2 triliun dan pihak ketiga Rp 19,76 triliun.
Pendapatan juga diraih dari total pendapatan dari aktivitas lainnya Rp 516,83 miliar. Nilai ini terbagi dari pendapatan pihak berelasi sebesar Rp 40,8 miliar dan pihak ketiga Rp 476,03 miliar.