Erick Sebut 3 BUMN Karya Bakal Merger, ADHI dan WIKA Beri Komentar
Pemerintah berencana memangkas jumlah BUMN Karya dari tujuh perusahaan menjadi tiga melalui konsolidasi. Adapun entitas yang akan bertahan setelah merger, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Hutama Karya.
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menegaskan bahwa perseroan tak memiliki informasi terkait rencana tersebut. Ia juga mengatakan ADHI tak dapat mengklarifikasi atas pernyataan yang disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
“Adapun latar belakang, hal-hal yang telah dan akan dilakukan terkait rencana yang telah disampaikan dalam pemberitaan sepenuhnya di luar kewenangan kami,” ucap Farid dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (22/3).
Senada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga menegaskan tak bisa memberikan klarifikasi atas rencana merger tersebut. Dengan demikian, sampai dengan saat ini tak ada dampak yang mempengaruhi kelangsungan perusahaan atau harga saham WIKA.
“Sehubungan dengan pernyataan tersebut tidak dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk, maka perseroan tidak dapat melakukan tanggapan atas pemberitaan tersebut,” kata Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya pada Rabu (20/3).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan aksi merger ini merupakan bagian dari penyehatan BUMN Karya. Rencana konsolidasi ini sudah mengantongi restu dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Adapun skema merger BUMN Karya tersebut, Erick berencana menggabungkan PT PP dengan PT Wijaya Karya Tbk. Hasil merger kedua BUMN tersebut akan fokus ke pembangunan pelabuhan, bandara, pabrik, dan perumahan.
Selanjutnya PT Hutama Karya rencananya akan digabungkan dengan PT Waskita Karya Tbk. Entitas ini nantinya akan fokus membangun jalan tol, jalan non-tol, bangunan institusi, dan perumahan komersial.
Erick kemudian akan meleburkan tiga BUMN Karya, yakni PT Nindya Karya, PT Brantas Abipraya, dan PT Adhi Karya. Perusahaan ini akan fokus menerima proyek seputar sumber daya air dan rel kereta api.
"BUMN Karya yang terlebur bukan tiba-tiba hilang, masing-masing kan ada keahlian masing-masing," kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (19/3).
Perlu diketahui, total utang lima BUMN Karya saat ini mencapai Rp 275,1 triliun sepanjang 2023. Kelima BUMN Karya tersebut adalah Waskita Karya, Hutama Karya, Wijaya Karya, PT PP, dan Adhi Karya. Waskita Karya menjadi BUMN Karya dengan utang tertinggi atau hingga Rp 84,1 triliun pada akhir 2023. Utang Waskita Karya bahkan sempat mencapai Rp 95,5 triliun pada 2018.