Permintaan Batu Bara Masih Tinggi, Laba Adaro Minerals Melonjak

Adaro Minerals
Adaro Minerals
2/5/2024, 09.59 WIB

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 37% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 116,04 juta atau Rp 1,88 triliun (kurs Rp 16.224 US$).

Peningkatan laba bersih anak usaha Grup Adaro tersebut sejalan dengan pendapatan yang naik 15% yoy menjadi US$ 274,53 juta atau Rp 4,45 triliun selama kuartal I. Rinciannya sebagai berikut:

  • Pendapatan dari pihak ketiga naik dari US$ 94,5 juta menjadi US$ 157,19 juta
  • Pendapatan dari pihak berelasi turun dari US$ 143,17 juta menjadi US$ 117 juta

Manajemen Adaro Minerals Indonesia mengungkapkan, pendapatan naik karena volume penjualan meningkat 24%. Kenaikan ini mengimbangi harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang turun 7%.

Adaro Minerals Indonesia menjual produk batu bara metalurgi berkualitas tinggi ke beragam basis pelanggan di Jepang, Indonesia, Korea Selatan, Cina, dan India.

Volume produksi juga naik 27% menjadi 1,56 juta ton. Volume pengupasan lapisan penutup meningkat  62% menjadi 5,34 juta bcm, sehingga nisbah kupas mencapai 3,43x.

Peningkatan total pendapatan ADMR disertai kenaikan beban pokok penjualan 13% menjadi US$ 117,47 miliar. Beban membengkak terutama karena kenaikan volume pengupasan lapisan penutup maupun produksi.

Sementara itu, royalti kepada Pemerintah turun 14% menjadi US$ 40,98 juta karena penurunan harga. 

Selain itu, sejumlah biaya produksi meningkat. Rinciannya sebagai berikut:

  • Biaya penambangan naik 44% menjadi US$ 45,65 juta
  • Biaya pengolahan batu bara naik 40% menjadi US$ 6,4 juta
  • Biaya pengangkutan dan bongkar muat naik 35% menjadi US$ 29,53 juta
  • Konsumsi bahan bakar naik 47% karena peningkatan aktivitas, sementara biaya bahan bakar per liter turun 12% yoy
  • Biaya kas batu bara per ton turun 20% seiring peningkatan operasi dan volume

Pertumbuhan kinerja Adaro Minerals Indonesia diikuti oleh penguatan total aset dari US$ 1,69 miliar menjadi US$ 178 miliar. Total liabilitas lebih efisien dari US$ 657,37 juta menjadi US$ 629,53 juta. Lalu, ekuitas naik dari US$ 1,69 miliar menjadi US$ 1,78 miliar.

Presiden Direktur sekaligus CEO Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan, pencapaian ADMR pada kuartal I menjadi awal yang baik untuk tahun ini. Perusahaan mencatatkan tingginya permintaan pasar di tengah turunnya harga jual.

“Selain itu, investasi pada infrastruktur pertambangan untuk mendukung pertumbuhan produksi berjalan sesuai rencana. Begitu pula investasi pada peleburan aluminium,” ujar Christian dalam keterangan pers, dikutip Kamis (2/5).

Reporter: Nur Hana Putri Nabila