Emiten petrokimia PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) membukukan rugi US$ 33,12 juta atau senilai Rp 536,43 miliar (kurs: 16.193 USD). Kinerja perusahaan milik orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu berkebalikan dari laba US$ 8,57 juta atau senilai Rp 138,80 miliar pada periode kuartal I 2023 lalu.
Berdasarkan laporan keuangan TPIA yang dipublikasikan pada Selasa (30/4), turunnya laba bersih tersebut seiring dengan melemahnya pendapatan. Per kuartal I 2024 ini, TPIA membukukan pendapatan US$ 471,91 juta atau Rp 7,64 triliun. Nilai tersebut turun 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 502,31 juta atau Rp 8,13 triliun.
Secara rinci, jumlah penjualan luar negeri merosot dari US$ 123,22 juta menjadi US$ 72,08 juta. Tak hanya itu, jumlah pendapatan dari kontrak kepada pelanggan juga turun menjadi US$ 470,83 juta serta sewa tangki dan dermaga juga turun US$ 1,08 juta. Sedangkan secara total jumlah penjualan terhadap lokal justru naik dari US$ 376,97 juta menjadu US$ 398,74 juta pada kuartal I 2024 ini.
Manajemen TPIA mengungkapkan turunnya pendapatan perseroan karena terdampak dari gangguan supply dan demand eksternal yang menyebabkan rendahnya keseluruhan volume penjualan sepanjang kuartal. Adapun volume penjualan pada kuartal I 2024 sebesar 394.5 KT, turun sebesar 69.8 KT dibandingkan dengan kuartal I 2023.
“Dengan faktor eksternal ini memberikan tekanan signifikan terhadap permintaan pasar,” tulis manajemen TPIA dalam keterangannya dikutip Kamis (2/5).
Direktur Chandra Asri Pacific, Suryandi mengatakan Chandra Asri Group mencatat liquidity pool yang kuat per 31 Maret 2024 dengan total liquidity pool sebesar US$ 2,38 miliar yang terdiri dari kas dan setara sas sebesar US$ 1.030 juta. Tak hanya itu, surat berharga senilai US$ 1.121 juta, dan fasilitas committed revolving credit yang tersedia sebesar US$226 juta. Chandra Asri Group juga mencatatkan EBITDA positif sebesar US$ 1,1 juta pada kuartal I2024.
“Selama kuartal pertama tahun 2024, kami berhasil menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan pengelolaan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan praktik tata kelola yang kuat,” kata Suryandi, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/5).