Emiten maskapai BUMN PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepakat tidak membagikan dividen kepada pemegang saham dari perolehan laba tahun buku 2023.
Direktur Keuangan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Prasetio mengatakan hal itu karena ekuitas perusahaan masih negatif. Sehingga, laba bersih tak bisa digunakan untuk pembagian dividen. Hingga akhir tahun lalu, ekuitas Garuda tercatat minus sebesar US$ 1,28 miliar atau sekitar Rp 20,48 triliun.
"Sesuai ketentuan karena kita masih negatif ekuitas, laba bersih itu hanya boleh diperbolehkan untuk mengurangi ekuitas, tidak bisa dibagi sebagian untuk para pemegang saham," kata Prasetio dalam konferensi pers RUPST Garuda Indonesia di Tangerang, Rabu (22/5). Raihan laba bersih tersebut ditetapkan sebagai laba ditahan.
Garuda Indonesia membukukan laba tahun berjalan sebesar US$ 251,99 juta dolar sepanjang 2023 atau sekitar Rp 4,03 triliun.
Raihan laba tersebut ditopang dari pendapatan usaha konsolidasi yang tumbuh 40% menjadi US$ 2,94 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,1 miliar. "Ini salah satu indikator langkah penyehatan kinerja usaha yang terus berjalan on the track," kata Irfan dalam keterangannya, Senin (1/4).
Selain keputusan tidak membagi dividen, pemegang saham Garuda Indonesia juga menyetujui pengangkatan mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menjadi Komisaris Utama, menggantikan Timur Sukirno.Sebelumnya, Fadjar Prasetyo merupakan Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia sejak tahun 2021.
Berikut susunan pengurus Garuda Indonesia:
Komisaris:
- Komisaris Utama Fadjar Prasetyo
- Komisaris Chairal Tandjung
- Komisaris Timur Sukirno
Direksi:
- Direktur Utama: Irfan Setiaputra
- Direktur: Prasetio
- Direktur: Ade R. Susardi
- Direktur: Tumpal Manumpak Hutapea
- Direktur: Rahmat Hanafi
- Direktur: Salman El Farisy