Terbentur Kuasi Reorganisasi, BUMI Terancam Absen Bagi Dividen Lagi

http://bumiresources.com/
Tambang batu bara milik BUMI Resources
5/6/2024, 12.08 WIB

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membatalkan Rapat Umum Peegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB untuk melaksanakan kuasi reorganisasi. Dengan batalnya rencana kuasi organisasi itu, BUMI terancam tidak dapat membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, perusahaan tidak memenuhi parameter sebagai syarat untuk kuasi reorganisasi. Mengutip penjelasan di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kuasi reorganisasi adalah prosedur akuntansi untuk merestrukturisasi ekuitas dengan mengeliminasi saldo laba negatif.

Salah satu syarat yang tertera dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP- 718/BL/2012 tentang kuasi reorganisasi yakni terdapat saldo laba negatif yang material dalam laporan keuangan tahunan yang diaudit selama tiga tahun terakhir.

Saldo laba negatif dianggap material jika nilai absolut saldo laba negatif tersebut lebih dari 60% dari modal disetor perusahaan. Selain itu, nilai absolut saldo laba negatif sepuluh kali dari rata-rata laba tahun berjalan selama tiga tahun terakhir. Sayangnya, syarat tersebut tidak terpenuhi.

"Rata-rata laba tiga tahun terakhir tidak memenuhi minimal sepuluh kali laba ditahan negatif," kata Dileep kepada Katadata, dikutip Rabu (5/6).

Seiring dengan hal tersebut, bisa dipastikan Bumi Resources absen lagi untuk memberikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Dileep menjelaskan BUMI akan memprioritaskan perbaikan kondisi keuangan terlebih dahulu.

Namun, dia memastikan jika Bumi Resources akan terus mencoba untuk memperbaiki posisi keuangan, agar dividen dapat dibagikan. Pembayaran dividen merupakan prioritas BUMI. "Belum ada kebijakan dividen saat ini. Sebelumnya, kebijakan kami dividen maksimal 30% (dari laba perusahaan)," tuturnya.

Pembagian Dividen Jadi Alasan Utama Kuasi Reorganisasi

Melansir pengumuman resmi BUMI pada 23 April 2024, Bumi Resources menjabarkan beberapa manfaat dari rencana kuasi reorganisasi bagi perseroan. Salah satu manfaat kuasi organisasi adalah dapat memperbaiki struktur ekuitas BUMI dengan mengeliminasi akumulasi rugi atau defisit dengan menggunakan saldo agio saham. Adapun saldo agio saham merupakan selisih lebih antara setoran modal dengan nilai nominal saham.

Jika saldo defisit dihilangkan, perseroan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham. Hal itu memungkinkan perseroan membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Sehingga akan meningkatkan minat dan daya tarik bagi investor untuk memiliki saham pada perseroan," tulis manajemen BUMI, pada 23 April 2024.

Selain itu, Bumi Resources diharapkan lebih mudah memperoleh pendanaan dalam rangka pengembangan usaha. Aksi korporasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham, nilai investasi bagi investor dan nilai perseroan.

Laporan Keuangan BUMI 

Berdasarkan laporan keuangan, perseroan mulai memiliki posisi negatif pada laba ditahannya pada tahun 2012, yaitu sebesar US$433 juta. Hal ini disebabkan oleh rugi tahun berjalan sebesar US$ 666,2 juta dan pembagian dividen tunai sebesar US$ 33,9 juta.

Transaksi signifikan yang menyebabkan rugi tahun berjalan di tahun 2012 yakni beban bunga sebesar US$ 620,5 juta. Ini sehubungan dengan pinjaman perseroan dan rugi atas transaksi derivatif sebesar US$ 344,9 juta.

Posisi laba ditahan terus mengalami penurunan hingga mencapai titik terendah di tahun 2015, yaitu negatif US$ 3.357,1 juta. Pemicunya yakni perseroan mengalami kerugian pada periode tersebut.

Sejak tahun 2016, perseroan mulai mencatatkan posisi laba tahun berjalan yang positif. Hanya di tahun 2020 BUMI mencatatkan kerugian. Adapun kerugian tersebut utamanya disebabkan oleh beban bunga atas utang PKPU yang kemudian sudah dilunasi di bulan Oktober 2022.

Posisi positif atas laba tahun berjalan untuk periode 2016 sampai tahun 2022, membuat posisi laba ditahan BUMI bergerak dari negatif US$3,36 miliar  di tahun 2016 menjadi negatif US$ 2,35 miliar di tahun 2023.

Setelah utang PKPU dilunasi pada Oktober 2022, tidak ada lagi beban untuk Bumi Resources. Selain itu, harga batu bara yang cukup tinggi semakin membuat prospek perseroan semakin baik.

Hal ini sudah memenuhi syarat dalam kuasi reorganisasi. Yaitu memiliki prospek yang baik dengan dibuktikan dengan adanya laba usaha atau laba operasional, dan laba tahun berjalan. Perseroan pun berencana melakukan restrukturisasi terhadap modal melalui kuasi organisasi agar bisa membagikan dividen kepada pemegang saham.

Apabila kuasi reorganisasi tidak dilakukan maka sulit untuk membagikan dividen dalam waktu dekat. "Sekalipun dari sisi keuangan, perseroan memiliki prospek keuangan yang baik," tulis manajemen.

Jejak Dividen Bumi Resources, 2008 Paling Tinggi

Bumi Resources sudah sebelas tahun tidak membagikan dividen. Terakhir kali BUMI membagikan dividen tahun buku 2011 pada 2012. Saat itu BUMI membagikan Rp 14,31 per saham.

Total dividen yang dibagikan BUMI untuk tahun buku 2011 adalah Rp 297,2 miliar. Jika perusahaan absen memberikan dividen untuk tahun buku 2023, berarti BUMI sudah 12 tahun BUMI tidak membagikan dividen.

Menelisik jejak pembagian dividen, BUMI membagikan dividen terbesarnya untuk tahun buku 2008 yakni Rp 50,6 per saham saat itu. Total dividen yang dibagikan tersebut setara dengan 15% dari laba bersih tahun 2008 atau sebesar US$ 96,804 juta.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail