PTBA Bagikan Dividen Rp 4,58 Triliun Hari Ini, Harga Sahamnya Naik
Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen tunai dari tahun buku 2023 dengan nilai total Rp 4,58 triliun atau Rp 397,712 per lembar saham pada Jumat (7/6). Seiring dengan pembagian dividen, saham Bukit Asam menguat 1,20%.
Melansir data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) saham Bukit Asam berada di level Rp 2.540 per saham. Sejak pembukaan perdagangan, saham emiten tambang pelat merah ini berada di zona hijau hingga sempat menyentuh level tertingginya Rp 2.540 per saham.
Adapun volume perdagangan saham PTBA yakni 2,35 juta dengan nilai transaksi Rp 29,26 triliun. Nilai kapitalisasi pasar saham Bukit Asam yakni Rp 29,26 triliun.
"Sesuai keputusan RUPST, Bukit Asam membagikan 75 persen laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2023 sebagai dividen," kata Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra dalam keterangan resminya, Jumat (7/6).
Dividen tunai dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham Perseroan pada 22 Mei 2024 atau recording date.
Sepanjang tahun 2023, PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 38,49 triliun, sehingga mampu mencetak laba bersih Rp 6,11 triliun. "Pencapaian positif ini merupakan hasil dari upaya perseroan dalam meningkatkan kinerja operasional sepanjang 2023," ujar Niko.
Total produksi dan pembelian batu bara PTBA pada Januari sampai Desember 2023 mencapai 41,94 juta ton. Angkanya naik 13% dibanding tahun 2022 yang sebesar 37,14 juta ton. Capaian produksi tersebut berhasil melampaui target sebesar 41,04 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023.
Kenaikan produksi ini juga diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 36,97 juta ton. Angka ini naik 17% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Bukit Asam mencatat penjualan ekspor sebesar 15,57 juta ton atau naik 25% dibanding tahun 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,40 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan.
"Hal ini menjadi modal bagi perseroan untuk terus menjalankan operasional bisnis secara berkelanjutan," tutur Nico.