PT Bank Jago Tbk membukukan laba Rp 50 miliar pada Semester I- 2024. Angka tersebut tumbuh 23% dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp 41 miliar.

Emiten dengan kode ARTO tersebut tercatat telah menyalurkan kredit Rp 15,7 triliun pada Semster I 2024. Kredit ini tumbuh 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 11,2 triliun.

Walapun penyaluran kreditnya besar, Bank Jago mengaku memiliki rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang rendah sebesar 0,4%.

Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, mengatakan perusahaan mencatatkan dana pihak ketiga atau DPK yang mencapai Rp 14,8 triliun sampai dengan akhir kuartal II 2024. DPK perusahaan tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 10,1 triliun.

Sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp 9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA). Sedangkan sisanya 39% atau Rp 5,7 triliun merupakan term deposit (TD).

"Ini semakin memperkuat keyakinan kami bahwa inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat untuk Bank Jago,” kata Arief Harris, Jumat (26/7).

Selain itu sampai dengan Juli 2024, nasabah funding melalui aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta. Jika dihitung termasuk nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta.

"Mitra ekosistem strategis seperti GoTo serta platform reksadana online Bibit memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis Bank jago," tuturnya.

Menurutnya, ini terlihat salah satunya dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago yang sebanyak 66% berasal dari mitra ekosistem.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail