Emiten produsen beton, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membeberkan dampak restrukturisasi utang perusahaan induk, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Syailendra Ogan mengatakan bahwa meskipun restrukturisasi induk usaha berdampak pada perusahaan, pengaruhnya hanya bersifat sementara. Ia menjelaskan anak usaha WIKA berdampak pada awal proses restrukturisasi dan kini efek tersebut sudah mereda.
Meskipun lingkungan industri mungkin melihat adanya dampak akibat restrukturisasi induk, Ogan menegaskan WIKA Beton tetap mampu menunjukkan performa yang baik, seperti yang terlihat pada kinerja Semester I 2024. "Sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan," kata Ogan dalam Media Gathering di Jakarta Selatan, Rabu (7/8).
Sebagai perusahaan yang sudah berstatus perusahaan terbuka atau publik, Ia menegaskan WIKA Beton tidak tergantung pada induk usahanya, yakni WIKA. Ia menyebut eksposur proyek dari WIKA untuk WIKA Beton selalu di bawah 20% dan diperkirakan akan turun menjadi di bawah 10% pada 2024.
Dengan demikian, Ogan mengatakan WIKA Beton dapat bertahan meski induknya menghadapi masalah. "Beda dengan BUMN Karya lain yang mungkin sebagian besar proyeknya adalah proyek induk," ujarnya menambahkan.
Hal ini terlihat dari kinerja WIKA Beton yang tetap positif baik dari segi kinerja operasional maupun pertumbuhan kontrak yang positif. Ia mengatakan hingga paruh pertama tahun ini, dengan pencapaian kontrak baru Rp 3,36 triliun.
Adapun dalam segmentasi kepemilikan, angka ini didominasi oleh pelanggan swasta dengan porsi 78,33%. Lalu perusahaan BUMN lain menyumbang 18,03%, perusahaan induk WIKA 2,64%, afiliasi WIKA 0,57%, dan pemerintah 0,43%.
"Dengan demikian, kontribusi kontrak dari induk perusahaan tidak mendominasi total perolehan kontrak WIKA Beton," tulis perusahaan.
Sejalan dengan hal itu, WIKA Beton membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat 31,65% menjadi Rp 17,89 miliar pada semester I 2024 dari Rp 13,59 miliar periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan WIKA Beton. Hingga Juni 2024, WTON mencatatkan pendapatan usaha Rp 2,19 triliun atau naik 20,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,81 triliun.