Bursa Efek Indonesia atau BEI buka suara usai PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau Bank Sumut yang disebut bakal melantai di bursa pada 2025 mendatang.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan Bank Sumut hingga kini belum menyampaikan terkait rencana tersebut.
“Bank Sumut masih belum menyampaikan kepada kami (BEI),” kata Nyoman di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9).
Sebelumnya, Bank Sumut tertarik menjadi perusahaan terbuka (Tbk) melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Direktur Bisnis & Syariah Bank Sumut, Syafrizalsyah, mengatakan pihaknya hingga kini masih proses untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia juga belum bisa menjelaskan lebih lanjut tentang IPO, tetapi hal itu sudah masuk dalam rencana dan diperkirakan 2025 atau 2026 mendatang.
Bank Sumut mengincar dana hasil IPO untuk memperkuat modal demi membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB). Hal itu karena perusahan baru memiliki modal sebesar Rp 4,2 triliun.
KUB adalah Bank yang berada dalam satu kelompok karena keterkaitan kepemilikan dan/atau Pengendalian yang terdiri dari dua bank atau lebih. "KUB kan biasanya punya modal kuat biar bisa mengangkat bank lain bisa menggendong untuk tambahan modal,” kata kata Syafrizal kepada wartawan di Balige, Sumatera Utara, Jumat (9/8).
BEI mencatat ada 28 perusahaan yang ingin melaksanakan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO). Empat dari 28 perusahaan tersebut merupakan perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.
BEI juga mencatat terdapat empat perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang bakal IPO. Selain itu ada 20 calon emiten memiliki aset berskala menengah bernilai antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar.
Mayoritas sektor perusahaan yang berencana menjadi emiten BEI adalah sektor konsumer non primer sebanyak lima perusahaan. Adapun yang paling sedikit berasal dari sektor kesehatan dan transportasi. Hingga 9 Agustus 2024, sudah ada 34 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI.
"Jumlah dana yang dihimpun dari IPO mencapai Rp 5,15 triliun," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangan resmi BEI, Senin (12/8).
Berikut rincian sektor dalam pipeline IPO BEI:
- 3 perusahaan dari sektor material dasar
- 4 perusahaan dari sektor konsumer primer
- 5 perusahaan dari sektor konsumer non primer
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 2 perusahaan dari sektor keuangan
- 1 perusahaan dari sektor kesehatan
- 4 perusahaan dari sektor industri
- 2 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 3 perusahaan dari sektor teknologi
- 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik